Friday, 26 December 2014

Ada Apa Dibalik Diskon Besar Akhir Tahun ?




Penghujung tahun merupakan even yang sangat menggoda isi tabungan kita, khususnya kaum wanita. Banyak sekali toko-toko, outlet, dan mall dibanyak lokasi yang mengobral diskon besar-besaran. Judulnya pun sangat beragam, mulai dari “Diskon akhir tahun”, “Cuci gudang akhir tahun”, “Sale up to 75%”, “Buy 2 get 1” dan masih banyak lagi. Pada saat inilah, peredaran uang sebagai alat transaksi pembayaran sangat banyak.



Tapi, terlintaskah sedikit dibenak anda ada apa dibalik semua diskon itu? Mengapa para penjual berani menawarkan dagangannya dengan diskon yang menggila? Lalu untungkah anda saat membeli? Atau bahkan anda rugi?

Dalam kesempatan kali ini, saya akan sedikit mengulas tentang hal tersebut.

Alasan penjual menggebrak diskon di akhir tahun

Salah satu konsep dalam manajemen pemasaran adalah “promotion”. Promosi adalah upaya yang dilakukan untuk membujuk orang lain/konsumen membeli produk yang dijual demi tercapainya tujuan Perusahaan. Umumnya pada akhir tahun, promosi penjualan yang diterapkan adalah customer promotion dan business promotion. Customer promotion adalah promosi penjualan yang bertujuan untuk merangsang atau mendorong pelanggan untuk membeli. Sedangkan business promotion adalah promosi penjualan yang memiliki tujuan tertentu, biasanya mengenalkan produk baru.


Menurut saya, sehubungan dengan konsep manajeman pemasaran diatas, beberapa faktor yang dipertimbangkan penjual untuk menggebrak diskon diakhir tahun adalah sebagai berikut :

1.      Target penjualan

Setiap penjual tentunya memiliki berapa target penjualan untuk tiap periodenya. Apabila sampai di bulan 11 belum tercapai target, maka mereka memberikan diskon besar-besaran untuk mendongkrak penjualan agar mencapai bahkan melampaui target tahunannya.

2.      Penghabisan stok lama

Persediaan barang dalam sebuah toko/gudang sangatlah banyak. Biasanya, penjual memberikan diskon besar untuk stok barang yang lama ataupun barang yang reject. Dengan demikian, mereka tidak perlu susah payah menanggung kerugian atas barang-barang yang sudah tidak update dan rusak tersebut. Bukan tidak mungkin, ada saja orang yang tergiur dengan diskon besar untuk membelinya.

Sehingga pada awal tahun berikutnya, semua barang yang ready stok adalah barang baru semua.

3.      Memanfaatkan libur panjang

Akhir tahun diisi dengan libur panjang, yaitu liburan anak sekolah, libur hari natal dan libur tahun baru. Maka banyak sekali masyarakat yang melakukan liburan ke tempat-tempat rekreasi atau pusat perbelanjaan. Atas dasar tersebut, penjual akhirnya memasang diskon besar untuk memanfaatkan kunjungan mereka, berharap mereka akan membeli produk yang dijualnya dengan label diskon besar. Selain itu, para agent travel juga gencar mempromosikan diskon besar paket liburan karena liburan anak sekolah dan banyak orang yang cuti bekerja.

4.      Pengenalan produk baru

Pengenalan produk baru ini adalah tujuan tertentu dalam promosi. Kemungkinan produk yang dijual adalah produk yang dikonsumsi sebagai kebutuhan sehari-hari. Entah dengan varian baru, model baru atau kemasan yang baru. Penjual pertama-tama membuat harganya miring, sehingga pembeli tertarik dan membelinya. Bila mutunya baik dan hasil penjualan pengenalan produknya banyak, maka bisa jadi si penjual akan menaikan harganya di awal tahun berikutnya. Dan bagi konsumen yang loyal, hal ini tidak menjadikan suatu masalah.


Apakah anda untung atau rugi saat membeli barang diskon?

Minat pembeli atas suatu produk dipengaruhi oleh berbagai faktor yaitu; perbedaan pekerjaan, status sosial ekonomi, hobi, jenis kelamin dan usia. Mayoritas pembeli sale akhir tahun adalah pembeli yang tergoda pada diskon besar dan bukanlah pembeli yang loyal.

Pembeli yang beruntung membeli barang diskon adalah yang mendapatkan produk dengan kualitas baik dengan harga seminim mungkin. Setelah ia membandingkan toko yang satu dengan yang lain, harga produk yang ia beli adalah yang terendah. Kemudian kualitas barang yang dibeli masih bagus. Yang terpenting adalah kepastian bahwa produk tersebut benar-benar dia butuhkan untuk menunjang aktivitasnya, bukan hanya sekedar membeli atas keinginan. Hal tersebut, merupakan salah satu bentuk membuang-buang uang dan tidak bertindak rasional terhadap motif ekomoni.

Jika ada yang beruntung pasti ada yang merugi. Pembeli yang merugi membeli barang diskon adalah yang termakan akal-akalan penjual. Ada saja penjual nakal yang mengkamuflasekan harga. Mula-mula mereka menaikan harga pokoknya dahulu baru kemudian diberikan diskon. Jika dihitung, harga akhirnya beda sedikit atau sama saja dengan harga aslinya. Selanjutnya permainan barang reject, penjual yang sengaja mendisplay barang yang masih agak mulus untuk penawaran diskon besar. Tetapi pada saat dibayar di kasir yang diserahkan adalah barang rusak dari gudang. Seringkali pembeli tidak memeriksa kembali di kasir dan baru diketahui saat sudah pulang. Ahlasi,l mereka mendapat barang cacat dan lebih parahnya lagi jika barang yang telah dibelinya tadi tidak terlalu dibutuhkan.

Disinilah dituntut kebijaksanaan pembeli dalam memutuskan untuk membeli suatu barang. Kita harus tetap berfikir rasional menghadapi diskon besar akhir tahun (memang agak sulit bagi wanita). Jika barang tersebut memanglah dibutuhkan, boleh-boleh saja kita membelinya. Namun, jangan lupakan saldo tabungan kita.


Menyikapi diskon besar akhir tahun

Ya walaupun sudah telat postingnya, sedikit saya memberikan tips yang mungkin berguna untuk akhir tahun. Jika sudah terlanjur memborong di akhir tahun ini, semoga bisa melindungi tabungannya di akhir tahun depan ya..

1.      Buatlah daftar kebutuhan barang yang dibeli

Sudah seharusnya setiap individu memiliki daftar prioritas kebutuhannya masing-masing. Seperti di akhir tahun, usahakan membuat perencanaan kebutuhan barang apa saja yang bisa dibeli saat menemui diskon di luar rumah. Sehingga kita tidak langsung mabuk dalam gebrakan diskon akhir tahun.

2.      Tinggalkan kartu kredit dan ATM

Ada baiknya, saat belanja membawa uang cash secukupnya dan meninggalkan kartu kredit atau ATM dirumah. Hal ini bisa meredam keinginan yang besar untuk membeli setiap produk diskon. Jika uang cash sudah habis, tidak ada alasan lagi kita dapat membeli barang yang diinginkan di luar kebutuhan.

3.      Ajak teman saat belanja

Belanja bersama teman akan lebih memproteksikan kita dari serangan diskon besar. Karena kita memiliki tempat sharing untuk memilih produk diskon. Belanja bersama orang lain, berarti juga mencari kebutuhan mereka. Sehingga waktu yang digunakan terbagi untuk mencari barang yang mereka ingin kita beli dan merekan beli. Jadi waktu kita dipersingkat untuk melihat diskon besar tersebut.

4.      Jangan terburu-buru membeli

Sebaiknya sebelum memutuskan membeli, bandingkan harga dan kualitasnya dengan toko lain. Mungkin saja kualitas toko lain lebih baik dengan harga yang sama atau ada toko lainnya yang menawarkan harga murah. Dari situ kita dapat menyesuaikan isi tabungan kita untuk membeli suatu produk. Dan juga memikirkan penggunaan atas produk yang ingin dibeli tersebut, karena berpikir berulang kali untuk membeli.

5.      Hindari istilah aji mumpung

Hal ini sangatlah penting, karena jika terbiasa membeli produk diskon, maka tabungan kita akan habis dan rumah kita akan penuh dengan barang-barang yang penggunaannya tidak efektif. Sebaiknya pikirkan matang-matang kegunaan suatu produk yang akan kita beli.



Cerdas berbelanja di akhir tahun

Semoga tulisan kali bisa mengispirasikan para kaum wanita untuk lebih berhati-hati dalam bertransaksi disekitar diskon besar akhir tahun. Sebagi pelaku ekonomi, kita harusnya bertindak sesuai motif ekonomi “mengeluarkan pengorbanan sekecil-kecilnya untuk mendapatkan hasil sebesar-besarnya”. Disisi lain, kita juga harus rasional dalam memilih kebutuhan yang dibeli.


Created by:

Anisa Intan Damayanti

21214286/ 1 EB 27



Referensi:

Dampak kenaikan harga BBM terhadap perhitungan harga produk



Tentunya kalian masih ingat dengan keputusan Presiden Jokowi yang belum lama ini menaikkan tarif BBM bukan? Beliau dengan pemerintahan barunya membuat kebijakan untuk memangkas anggaran subsidi BBM yang dialokasikan untuk bidang pendidikan dan kesehatan terhitung sejak 17 Nov 2014. Disamping kenaikan tarif BBM, Dirjen Kelistrikan Kementrian ESDM juga telah mengumumkan akan adanya kenaikan Tarif Dasar Listrik (TDL) di delapan golongan pada Januari 2015.

Atas kedua hal tersebut, masyarakat pasti sudah tahu jelas bahwa harga barang-barang produksi dan jasa yang dinikmati juga akan mengalami kenaikan tarif.
Maka pada artikel kali ini, saya akan sedikit memberi gambaran atas harga pokok produksi yang menjadi titik dasar penentuan harga jual produk (barang/jasa) ke konsumen.

Harga pokok produksi (HPP) adalah penjumlahan seluruh pengorbanan sumber ekonomi yang digunakan untuk mengubah bahan baku menjadi produk. Umumnya istilah HPP digunakan untuk jenis usaha manufaktur atau dalam usaha jasa HPP adalah penjumlahan seluruh pengorbanan ekonomis 
Penggolongan biaya berdasarkan hubungannya dengan sesuatu yang dibiayai


Umumnya biaya produksi terbagi menjadi tiga, yaitu :

a.         Biaya bahan baku
Terjadi karena adanya pemakaian bahan baku. Biaya bahan baku merupakan harga pokok bahan baku yang dipakai dalam produksi untuk membuat barang atau produk, biasanya 100% bahan baku merupakan masuk dalam produk yang telah jadi.

Dampak kenaikan tarif BBM misalnya dalam pembelian bahan baku. Pembelian bahan baku membutuhkan ongkos angkut, apabila tarif BBM naik, maka total cost angkutan juga naik. Atas kenaikan ongkos angkut tersebut, akhirnya biaya bahan baku juga naik.

Contoh kasus :
PT.A adalah sebuah perusahaan manufaktur pembuat pakaian. Produknya dijual di Indonesia dan di ekspor. Bahan baku dibeli dari dalam negeri, biasanya 1 kontainer memuat 10.000 gulung (dengan harga Rp1.000.000 per gulung) bahan dan diangkut dengan solar 200 liter per kontainer. Ongkos sewa kontainer Rp30.000 per gulung. Asuransi 2% dari nilai bahan baku. Tiap bulan PT. A membutuhkan 5.000.000 gulung bahan. Hitunglah dampak perubahan kenaikan BBM terhadap pembelian bahan baku untuk bulan Desember.




Sebelum kenaikan BBM

Setelah kenaikan BBM
Bahan baku (kain)
5.000.000 x Rp.1.000.000
= Rp5.000.000.000
5.000.000 x Rp.1.000.000
= Rp5.000.000.000
BBM untuk kontainer
(5.000.000 : 10.000) x 200 x Rp5.500
= Rp.550.000.000
(5.000.000 : 10.000) x 200 x Rp7.500
= Rp.750.000.000
Ongkos sewa kontainer
5.000.000 x Rp30.000
= Rp150.000.000
5.000.000 x Rp30.000
= Rp150.000.000
Asuransi
2% x Rp5.000.000.000
= Rp.100.000.000
2% x Rp5.000.000.000
= Rp.100.000.000
Jumlah
Rp. 5.800.000.000
Rp. 6.000.000.000

Terdapat selisih Rp.200.000.000 atas biaya bahan baku setelah adanya kenaikan tarif BBM. Selisih ini tentunya akan mempengaruhi nilai harga produk jadi.


b.         Biaya tenaga kerja langsung
Biaya ini timbul ketika pemakaian biaya berupa tenaga kerja yang dilakukan untuk mengolah bahan menjadi barang jadi, biaya tenaga kerja langsung merupakan gaji dan upah yang diberikan kepada tenaga kerja yang langsung terlibat dalam pengolahan bahan menjadi produk.

Dampak kenaikan tarif BBM dalam biaya tenaga kerja langsung antara lain Perusahaan harus menambah variabel tunjangan transportasi dalam gaji tenaga kerja produksi.

Contoh kasus:
PT.A adalah sebuah perusahaan manufaktur pembuat pakaian. Produknya dijual di Indonesia dan di ekspor .PT.A memiliki 2.000 orang buruh produksi. Komponen gaji para buruh produksi adalah sebagai berikut :
Gaji pokok         : 1.700.000
Tunj. Makan      : 15.000/ hari
Tunj. Transport  : 5.000/hari
Tunj. Kesehatan : 50.000
Manajemen memutuskan, mulai Desember 2014 tunjangan makan dan transport buruh produksi dinaikan 20% karena adanya kenaikan tarif BBM. Hitunglah besarnya biaya tenaga kerja langsung PT. A bulan Desember.
 



Sebelum kenaikan BBM
Setelah kenaikan BBM

Gaji pokok
2.000 x Rp.1.700.000
= 3.400.000.000
2.000 x Rp.1.700.000
= 3.400.000.000
Tunj. Makan
2.000 x Rp.15.000 x 26 hari
= 780.000.000
2.000 x Rp.18.000 x 26 hari
= 936.000.000
Tunj. Transport
2.000 x Rp.5000 x 26 hari
= 260.000.000
2.000 x Rp.6000 x 26 hari
= 312.000.000
Tunj. Kesehatan
2.000 x Rp.50.000
= 100.000.000
2.000 x Rp.50.000
= 100.000.000
Jumlah
Rp.4.540.000.000
Rp.4.748.000.000


Selisih biaya buruh produksi antara sebelum kenaikan BBM dan sesudah kenaikan BBM adalah Rp208.000.000


c.         Biaya overhead pabrik
Dan biaya overhead pabrik timbul akibat pemakain fasilitas-fasilitas yang digunakan untuk mengolah bahan seperti mesin, alat-alat, tempat kerja dan sebagainya. Dan yang lebih jelas lagi adalah biaya overhead pabrik terdiri dari baiaya diluar dari biaya bahan baku.

Pengaruh kenaikan harga BBM untuk biaya overhead pabrik, kemungkinan terjadi untuk pembayaran listrik karena TDL juga akan naik di Januari 2015. Selanjutnya adalah bahan pembantu, biaya gaji tidak langsung, biaya pemeliharaan mesin-mesin produksi dan lain-lain.

Contoh kasus:
PT.A adalah sebuah perusahaan manufaktur pembuat pakaian. Produknya dijual di Indonesia dan di ekspor. Selama bulan November 2014 biaya overhead pabrik yang dikeluarkan adalah sebesar Rp.1.000.000.000 dan disetimasikan bulan Desember 2014 akan naik sebesar 15%.




Sebelum kenaikan BBM

Setelah kenaikan BBM
Biaya overhead pabrik
Rp.1.000.000.000
Rp.1.150.000.000

Selisih biaya overhead pabrik adalah Rp.150.000.000


Setelah ketiga contoh kasus diatas, kita dapat menyandingkan ketiganya untuk membuat perhitungan biaya produksi. Metode yang digunakan adalah metode harga pokok proses karena produk yang dipasarkan adalah produk masal.

Contoh kasus :
Pada awal Desember 2014, masih ada biaya dalam proses bulan November 2014 sebesar Rp2.400.000.000. Pemakaian bahan baku yang menghasilkan produk jadi sebesar 80% dari total pembelian bahan baku, dan sisanya produk dalam proses. Produksi yang dihasilkan untuk bulan Desember sebanyak 300.000 unit. Hitunglah harga pokok produksinya? Berapa harga jualnya apabila perusahaan mengambil margin sebesar 25% terhadap produk yang dijual?




Sebelum kenaikan BBM

Setelah kenaikan BBM
Harga pokok BDP awal Nov
Rp.2.400.000.00
Rp.2.400.000.00
Biaya produksi Des


-        Biaya bahan baku
80% x Rp. 5.800.000.000
=4.640.000.000
80%x Rp. 6.000.000.000
= Rp.4.800.000.000
-       Biaya tenaga kerja langsung
Rp.4.540.000.000
Rp.4.748.000.000
-        Biaya overhead pabrik
Rp.1.000.000.000
Rp.1.150.000.000
Harga pokok produksi barang Des
Rp.12.580.000.000
Rp.13.098.000.000
Produk yang di produksi
300.000 unit
300.000 unit
HPP per produk
Rp.41.933,33
Rp.43.660,00
Harga jual (HPP + margin 25%)
Rp.52.416,66
Rp.54.575,00
Setelah dihitung maka harga jual produk dari pabrik selisih Rp.2.158,00.

 
Sekarang saya gambarkan alur produk sampai ke konsumen :

estimasi alur distribusi


Selisih harga pada saat sampai ke konsumen adalah Rp.6.766,50 .

Setelah dihitung, hasil selisihnya lumayan besar juga. Ini baru satu produk, sedangkan kebutuhan masyarakat umumnya terdiri dari banyak produk yang di konsumsi. Semoga masyarakat dapat lebih cermat lagi mengatur pola konsumsi, sehingga mereka bisa menghemat lebih besar pengeluaran untuk kebutuhan sehari-hari.

Disamping itu, peran pemerintah sangatlah besar dalam mengatasi dampak kenaikan harga produk ini. Pemerintah harus bisa menstabilkan harga-harga kebutuhan pokok. Apabila kenaikan sudah diambang batas kemampuan daya beli mayoritas masyarakat, maka kebijakan harga perlu diatur ulang. Selain itu, pemerintah juga harus mengupayakan peningkatan pendapatan per kapita bagi masyarakat agar mereka mampu memenuhi kebutuhan hidupnya. Jika pemerintah tidak melakukan tugasnya atas dampak kenaikan harga BBM ini, maka Indonesia akan semakin banyak mencetak angka kemiskinan.

Created by:
Anisa Intan Damayanti
1 EB 27/ 21214286

Referens:
Buku Akuntansi SMK seri C (Hendi Somantri)