Akhir
tahun 2014 sangat tidak menggembirakan karena nilai tukar rupiah yang melorot
tajam. Selasa,16 Desember 2014, kurs rupiah pada USD mencapai 12.835. Nilai
tersebut adalah titik terendah nilai tukar rupiah sejak era krisis 1998. Namun,
rupiah membaik setelah tanggal tersebut, yang terakhir pada posisi 12.437.
Mengapa
bisa demikian? Apa saja dampaknya? Lalu bagaimana mengatasi dampaknya? Banyak
sekali argumen dari para ekonom bahkan plitikus negeri dalam menanggapi hal
ini. Nilai tukar rupiah yang semakin menurun bukanlah persoalan sepele, hal ini
sangat berkaitan erat dengan ekonomi makro Indonesia.
sumber : Bank Indonesia |
Penyebab nilai tukar rupiah melorot
Nilai tukar akan berubah setiap waktu
berdasarkan keadaan ekonomi suatu wilayah. Nilai mata uang akan cenderung meningkat
apabila permintaan lebih besar dari pasokan yang tersedia, sedangkan nilai mata
uang akan menurun apabila permintaan kurang dari suplai yang tersedia.
Permintaan dan penawaran atas hal tersebut disebabkan oleh berbagai faktor
dalam aktivitas bisnis sebuat negara, baik secara internal maupun ekternal.
Faktor yang menyebabkan nilai tukar mata uang berfluktuasi antara lain; tingkat suku bunga,
tingkat inflasi, neraca perdagangan, hutang publik, tingkat rasio ekspor impor,
hasil produksi domestik, tingkat pengangguran, tingkat pendapatan dan
kestabilan ekonomi dan politik.
Yang menjadi pembahasan kali ini adalah
penyebab turunnya rupiah terhadap USD yang mencapai nilai 12.835.
Menurut saya, ada beberapa hal yang dapat
dijadikan alasan terkait menurunnya dolar beberapa hari lalu antara lain;
1.
Pembahasan
suku bunga The Fed
Minggu ini, The
Fed (bank sentral AS) akan mengadakan pertemuan pembahasan suku bunga. Atas
rencana tersebut, maka muncul ketidakpastian apakah suku bunga akan dinaikan
atau tidak. Hal tersebut akhirnya membuat spekulasi tersendiri bagi para
pemilik modal di Indonesia. Banyak dari mereka yang berekpetasi atas naiknya
suku bunga di Amerika, yang kemudian berencana mengambil investasinya/menarik
modalnya di Indonesia, sehingga nilai tukar rupiah kita turun.
Isu pembahasan
suku bunga oleh The Fed ini juga akhirnya mengguncang berbagai nilai mata uang
negara lain, jadi bukan indonesia saja yang terkena imbasnya.
2.
Pembayaran
utang luar negeri
Menurut SULNI
(Statistik Utang Luar Negeri Indonesia), pada bulan Nov-Des 14 direncanakan
akan membayar utang luar negeri sebesar USD 1.898 juta.
Pembayaran utang
luar negeri tersebut berpengaruh terhadap nilai tukar mata uang, dikarenakan
pada saat pembayaran, permintaan atas dolar meningkat, sehingga menurunkan
nilai mata uang rupiah. Selain itu, waktu ini juga merupakan masa pembayaran
dividen dalam bentuk dolar kepada perusahaan bermodal asing.
3. Tingkat inflasi
Inflasi
pada bulan Nov 14 pada tingkat 1,5%. Tekanan inflasi domestik ini disebabkan
oleh kenaikan harga bahan bakar minyak, yang kemudian berimbas pada kenaikan
harga beberapa kelompok pengeluaran, yaitu: kelompok bahan makanan 2,15%;
kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau 0,71%; kelompok perumahan,
air, listrik, gas, dan bahan bakar 0,49%; kelompok kesehatan 0,43 % ; kelompok
pendidikan, rekreasi, dan olah raga 0,08%; serta transpor, komunikasi, dan jasa
keuangan 4,29%. Sedangkan kelompok sandang mengalami penurunan indeks 0,08%.
Sumber : Badan Pusat Statistik |
4.
Ekspor
Impor
Nilai ekspor
Indonesia Oktober 2014 mencapai USD 15,35 miliar atau mengalami peningkatan
sebesar 0,49% dibanding ekspor September 2014. Sementara bila dibanding Oktober
2013 mengalami penurunan sebesar 2,21%. Peningkatan ekspor terbesar terhadap
September 2014 yaitu dari lemak dan minyak hewan/nabati.
Nilai impor Indonesia
Oktober 2014 mencapai USD 15,33 miliar atau turun 1,40 persen dibanding
September 2014. Demikian pula jika dibanding Oktober 2013 turun 2,21 persen,
dikarenakan nilai impor golongan barang konsumsi, bahan baku/penolong, dan
barang modal mengalami penurunan.
Meskipun
demikian kita harunya lebih berhati-hati pada perdangangan internasional.
Diupayakan agar menekan nilai impor migas agar surplus yang dihasilkan lebih
besar.
Sumber : Badan Pusat Statistik |
Dampak menurunnya nilai tukar rupiah
Sudah jelas rasanya, jika nilai tukar rupiah
menurun maka stabilitas ekonomi nasional akan terganggu. Dampak buruk yang
utama adalah melemahnya devisa negara. Besarnya kebutuhan warga Indonesia atas
barang impor tidak bisa dipungkiri. Hal ini tentunya akan sangat menambah
defisit neraca pendangangan yang sudah mencapai USD 1,64 milyar selama Jan-Okt
2014.
Selanjutnya adalah tekanan Inflasi yang
tinggi atas impor bahan baku. Pengusaha yang mengimpor bahan bakunya akan lebih
banyak lagi menggunakan dolar sehingga cost pembuatan produk tinggi, sedangkan
bagi mereka sulit untuk menaikkan harga
saat ini. Karena mereka sudah menaikkan harga pada saat harga bahan bakar
minyak naik.
Yang sangat riskan adalah beban anggaran
negara. Sektor utang luar negeri pasti akan mengalami kenaikan, sehingga hal
ini berdampak pada APBN. Setiap depresi Rp100 per 1 USD, biaya utang negara
naik Rp207 milyar, atau sebesar Rp 2 Triliun jika rupiah menurun Rp1.000.
Selain itu, berdasarkan data Kemetrian Keuangan, jika rupiah melemah Rp100,
maka defisit anggaranbertambah Rp940,4 milyar- Rp1,21 Triliun. Jadi, jika
melemah Rp1.000 maka akan terjadi defisit anggaran sebesar Rp9-12 Triliun.
Jumlah yang fantastis bukan, pemerintah hendaknya membuat kebijakan fiskal
untuk mengoptimalkan penerimaan APBN.
Disisi lain, apabila nilai mata uang
rupiah semakin melemah maka kepercayaan para investor juga akan semakin
menurun. Dampaknya sulit bagi Indonesia untuk dapat suntikan dana modal sebagai
faktor pembangunan ekonomi nasional.
Strategi
stabilitas ekonomi saat rupiah melemah
Keterpurukan rupiah saat ini, merupakan
maslah ekonomi makro yang harus diatasi secara bersama-sama antara pemerintah
dan masyarakat. Bila terjadi suatu kerjasama yang baik antara pemerintah dan
para pelaku bisnis maka memudahkan pelaksanaan program-program untuk
mengupayakan kestabilan rupiah.
Situasi kali ini tergolong sulit karena ekonomi
melambat dan neraca perdagangan mengalami defisit. Adapun beberapa cara yang
mungkin diambil pemerintah dalam mengatasi pelemahan rupiah ini, antara lain :
·
Perkuat
modal industri berbahan baku domestik untuk mengoptimalkan ekspor
·
Menjaga
kestabilan harga makanan pokok agar kualitas hidup masyarakat terjaga
·
Meningkatkan
produktivitas pertanian dan perkebunan domestik sebagai bahan konsumsi nasional
·
Menekan
impor barang konsumsi
·
Meningkatkan
suku bunga agar para pemilik dana menginvestasikan dananya di Indonesia
·
Mengoptimalkan
penggunaan APBN untuk kesehatan dan pendidikan serta mengawasinya
·
Membuat
peraturan untuk menggunakan mata uang rupiah atas transaksi domestik
·
Tingkatkan
iklan wisata untuk menarik wisatawan mancanegara
·
Membedayakan
UMKM dan menyediakan pasar atas hasil produksi UMKM
Peranan
mahasiswa dalam menjaga nilai tukar rupiah
Sebagai
generasi muda yang terdidik, mahasiswa sebaiknya dijadikan sarana perantara
yang menjembatani masyarakat untuk mengikuti dan mendorong pelaksanaan
kebijakan tersebut.
Berikut
adalah beberapa hal kecil yang dapat dilakukan mahasiswa untuk membantu menjaga
nilai tukar rupiah:
1.
Ganti produk impor yang dikonsumsi dengan
produk domestik, baik dalam hal makanan, pakaian, dan lain-lain
2.
Beralih mengunjungi tempat-tempat wisata
domestik
3.
Aktif dalam membantu memberdayakan UMKM masyarakat
untuk meningkatkan volume produksi domestik
4.
Beinovasi untuk menyumbangkan produk yang
dapat di ekspor
5.
Menghemat sumber daya (BBM, listrik, air
dll) untuk dialokasikan ke sektor industri supaya dapat meningkatkan
prodiktivitas produk
6.
Mengurangi transaksi dengan mata uang
asing
Sedikit
cara untuk membiasakan diri dari hal kecil agar dapat bermanfaat bagi orang
lain, sehingga generasi muda memiliki jiwa besar dan kepribadian yang baik.
Jika terus ditantamkan mental yang baik, maka Indonesia akan lebih mudah
mengatasi masalah-masalah kesenjangan ekonomi yang timbul. Karena para generasi
muda sudah memiliki modal dalam dirinya.
Bagaimana kurs rupiah nanti? |
Secara
tidak langsung, setiap individu sesungguhnya mampu mengurangi dampak melemahnya
nilai tukar rupiah ini. Bahkan mereka ikut andil meningkatkan kesejahteraan
bangsa. Pada dasarnya, masalah melemahnya nilai tukar rupiah adalah masalah
bersama (negara). Jadi bukan hanya peran pemerintah yang dituntut mengatasi
atau bukan hanya pemerintah yang disalahkan. Negara ini bisa memperbaiki dari
elemen terkecil, yaitu tiap warga negara. Dengan demikian, semua elemen negara
baik rakyat maupun partisi adalah pihak-pihak yang berkepentingan menjaga dan
mendapatkan keuntungan dari stabilnya nilai rupiah. Jika kesadaran tersebut
sudah tercipta dan tertananm kuat, maka Indonesia akan mudah berkompetisi dalam
segala aspek dengan negara lain.
Created
by:
Anisa
Intan Damayanti
1EB27/21214286
Source:
http://www.bps.go.id/aboutus.php?pubs=47&pub=1
http://pasarmodal.inilah.com/read/detail/2163415/ulah-bank-central-as-bikin-rupiah-melorot-tajam#.VJRg4lJZKQ
http://www.beritasatu.com/pasar-modal/233324-pasar-menunggu-hasil-rapat-the-fed.html
http://www.antaranews.com/ekonomi/bursa/2
http://www.bi.go.id/id/moneter/informasi-kurs/Contents/Default.aspx
http://www.bps.go.id/int/index.php/site/search?cari=inflasi&Submit=Cari
http://ilmuiesp.blogspot.com/2013/07/faktor-mempengaruhi-nilai-kurs.html
Source:
http://www.bps.go.id/aboutus.php?pubs=47&pub=1
http://pasarmodal.inilah.com/read/detail/2163415/ulah-bank-central-as-bikin-rupiah-melorot-tajam#.VJRg4lJZKQ
http://www.beritasatu.com/pasar-modal/233324-pasar-menunggu-hasil-rapat-the-fed.html
http://www.antaranews.com/ekonomi/bursa/2
http://www.bi.go.id/id/moneter/informasi-kurs/Contents/Default.aspx
http://www.bps.go.id/int/index.php/site/search?cari=inflasi&Submit=Cari
http://ilmuiesp.blogspot.com/2013/07/faktor-mempengaruhi-nilai-kurs.html
"Hi!..
ReplyDeleteGreetings everyone, my name Angel of Jakarta. during my
visiting this website, I found a lot of useful articles, which indeed I was looking earlier. Thanks admin, and everything."
Aktual
thanks for your information :)
ReplyDeleteizin share ya kak.