Lingkungan adalah satu elemen yang berpengaruh dalam setiap entitas bisnis. Tidak dapat dipungkiri apabila keadaaan suatu lingkungan akan berpengaruh bagi pergerakan bisnis entitas baik secara langsung maupun tidak langsung. Dalam konteks kali ini saya menjabarkan lingkungan dalam hal “keadaan alam”.
Kita
ketahui bahwa awal tahun adalah puncaknya musin hujan di daerah iklim tropis.
Saat ini di ibukota negara Indonesia banyak sekali ruas-ruas jalan utama yang
tergenang oleh air. Sangat disayangkan, keadaan lingkungan yang seperti ini
akan menghambat jalannya proses pendistribusian produk/jasa kebutuhan
masyarakat.
Di
artikel kali ini, saya akan sedikit mengulas hambatan proses pendistrisbusian saat
keadaan alam yang tidak bersahabat jenis usaha ekspedisi barang(logistik).
Jenis
usaha logistik adalah sebuah entitas bisnis yang kegiatan usahanya melakukan pelayanan/jasa
pengiriman barang dari suatu lokasi untuk dipindahkan ke lokasi lain. Terbagi
dalam tiga tipe, yaitu logistik darat, logistik laut dan logistik udara. Di
Indonesia kebutuhan jasa logistik ini terbilang cukup besar, dari sebuah pabrik
tentunya membutuhkan pendistribusian produknya ke semua penjuru negeri. Hal tersebut
menjadikan jenis usaha logistik terus berkembang, bahkan saat ini kebutuhan
logistik juga banyak dalam skala kecil, misalnya pengirirman produk yang dibeli
dari toko online.
Logistik
jalur darat
Logistik
jalur darat umumnya didominasi oleh kontainer besar, namun ada juga truk, sepeda
motor, bahkan sepeda biasa juga ada. Apabila cuaca tidak bersahabat, akan menjadi
penghambat kegiatan usaha ini. Hambatannya yaitu membutuhkan waktu yang lebih
lama saat intensitas hujan tinggi, karena pengendara harus berhati-hati
melewati ruas jalan yang licin. Bahkan jika menemui lokasi banjir, harus yang memutar rute melewati rute yang lebih jauh, otomatis akan
memakan waktu dan bahan bakar lebih banyak.
Contoh
kasus.
Kontainer
A memindahkan barang produksi dari lokasi X ke lokasi Y melalui jalur 1 sejauh
200KM dalam waktu 3jam, dan bahan bakar yang dibutuhkan sekali jalan
Rp1.000.000. Karena banjir di 100KM jalur 1, maka kontainer A harus berputar
melewati jalur B yang jaraknya sejauh 450KM dari lokasi banjir ke lokasi Y.
Analisis
Perhitungan
saat banjir :
waktu
= 450/200x3jam = 6jam 15 menit
bahan
bakar = 450/200xRp1.000.000 =Rp2.250.000 +Rp500.000 (sudah terpakai 100KM ke
jalur 1) =Rp2.750.000
Saat
normal, dikeluarkan biaya Rp 1.000.000 dengan waktu 3 jam untuk mengantar
barang ke lokasi Y. Saat banjir, dibutuhkan biaya Rp2.750.000 dengan waktu 6jam
15 menit. Perusahaan merugi karena selisih biaya bahan bakar Rp1.750.000 dan
waktu 3 jam 15 menit. Jika dalam 1 hari kontainer A harus bolak balik 4kali
sedangkan saat banjir hanya dapat 2kali pengiriman (24jam/(3jamx2)= 4kali,
24jam/(6jamx2)=2kali), maka Perusahaan akan mengalami penurunan pendapatan.
Logistik
jalur laut
Logistik
jalur laut menggunakan kapal sebagai kendaraan pengirimannya. Musim hujan di laut
justru lebih ekstrim. Seringkali terjadi badai ditengah laut yang dapat
menambah waktu tempuh pengiriman bahkan bisa saja bisa menjadikan kapal
tersebut tenggelam dan hilang. Perusahaan akan rugi besar jika terjadi
kehilangan barang kirimannya. Jika cuaca tidak baik, bahkan kapal-kapal sengaja
tidak diberangkatkan, menunggu sampai cuaca membaik.
Contoh
kasus
Kapal
A mengirim barang dari pulau J ke pulau K sebanyak 10.000 ton produk “M” selama
4 hari dengan bahan bakar sebesar Rp20.000.000. Saat curah hujan tinggi, kapal
A tetap memutuskan melaut tetapi mengurangi jumlah muatan menjadi 7.000 ton dan
waktu temput menjadi 7 hari karena dikhawatirkan badai akan terjadi di engah
perjalanan.
Analisis
Biaya
bahan bakar saat curah hujan tinggi = 7/4xRp20.000.000 = Rp35.000.000.
Pembebanan
biaya bahan bakar per 1 ton produk saat curah hujan tinggi
Rp35.000.000/7.000ton
= Rp5.000
Pembebanan
biaya bakar per 1 ton produk saat cuaca normal
Rp20.000.000/10.000
= Rp2.000
Penggunaan
kapal
Normal
= 30/(4x2)=3 kali dalam 1 bulan
Curah
hujan tinggi = 30/(7x2)=2 kali dalam satu bulan
Saat
cuaca normal Perusahaan membuthkan biaya bahan bakar Rp20.000.000 dengan waktu 4
hari untuk mengantar 10.000 ton produk dari Pulau P ke Pulau J. Sedangakan saat
curah hujan tingi Kapal A membutuhkan biaya bahan bakar Rp.35.000.000 dengan
waktu 7 hari untuk mengantar 7.000 ton produk dari Pulau P ke Pulau J. Perusahaan
akan mengalami penurunan omset karena saat curah hujan tinggi kapal hanya dapat
melakukan pengirim 2 kali dalam satu bulan sedangkan saat cuaca normal 3 kali
dalam sebulan. Pembebanan biaya bahan bakar per poduk pun naik Rp3.000 dari
Rp2.000 saat cuaca normal menjadi Rp5.000 saat curah hujan tinggi.
Logistik
jalur udara
Logistik
jalur udara menggunakan pesawat sebagai kendaraan pengirimannya. Sama halnya
dengan logidtik jalur laut, musim hujan juga ekstrim di udara. Seringkali terjadi
badai dan banyaknya melewati awan hitam beresiko besar dalam pengiriman jalur
udara. Sehingga pengiriman sengaja diundur sampai cuaca membaik.
Contoh
kasus
Pesawat
A mengirim barang dari bandara S ke bandara U selama 3jam dengan biaya bahan
bakar sebesar Rp200.000.000. Namun karena cuaca buruk dan hujan tinggi maka
waktu pengiriman diundur selama 8jam sampai badai dijalur pengiriman hilang dan
cuaca membaik.
Analisis
Penggunaan
pesawat dalam 1 hari
Cuaca
normal = 24/(3x2) = 4 kali
Curah
hujan tinggi = (24-8)/(3x2)= 2 kali
Dalam
kasus kali ini kerugian yang diderita adalah pengurangan omset Perusahaan,
sebab jika saat cuaca baik pesawat A dapat 4 kali pengiriman namun saat cuaca
burk hanya dapat 2 kali. Misalnya saja dalam satu kali pengiriman Perusahaan
mendapat bayaran Rp1.000.000.000, maka dihari itu Perusahaan kekurangan omset
Rp2.000.000.000 akibat cuaca buruk.
Contoh
diatas adalah analisis singkat kerugian Perusahaan logistik yang terjadi akibat
cuaca yang kurang bersahabat di musim hujan. Jika jalur udara dan laut sudah
pasti pencegahannya dan upaya penanggulannya sulit. Mau dibuang kemana lagi
badai dan awan mendungnya? Tahun lalu saja, pemerintah membuang awan mendung ke
Samudra Hindia agar tidak ditumpahkan di daerah Jakarta Utara.
Cuaca
adalah keadaaan alam yang sulit dihindari oleh manusia. Namun, untuk jalur
darat masih bisa ditanggulangi. Banjir merupakan masalah yang serius terjadi
tiap tahun di Jakarta. Seharusnya pemerintah lebih berusaha ekstra
menanggulangi masalah ini. Sebab banjir yang terus-menerus membuat perekonomian
menjadi lumpuh. Yang saya contohkan baru dalam satu jenis usaha, belum termasuk
jenis usaha lainnya. Bayangkan saja berapa kerugian para pelaku bisnis di
Indonesia karena banjir tiap tahunnya? Lalu bagaimana investor mau menanamkan
modalnya di Indonesia? Dan bagaimana kacamata penilaian negara lain atas
ekonomi kita, yang kalah karena ibukotanya kebanjiran?
Saya
simpulkan bahwa untuk masalah yang satu ini masih dalam proses penanggulangan
yang entah kapan akan terselesaikan sedangkan MEA 2015 sudah berjalan.
Created
by :
Anisa
Intan Damyanti
1
EB 27
21214286
No comments:
Post a Comment