Monday, 4 June 2018

Perbedaan Akuntansi Pemerintahan dengan Akuntansi Perusahaan


Akuntansi Pemerintahan VS Akuntansi Perusahaan
PerbedaanTujuan
Akuntansi Pemerintahan
<![if !supportLists]>·         <![endif]>Tidak ada perhitungan laba rugi, yang ada hnya surplus atau defisit
<![if !supportLists]>·         <![endif]>Tidak revaluasi aset
<![if !supportLists]>·         <![endif]>Tidak ada penyusutan aset tetap
<![if !supportLists]>·         <![endif]>Perbandingan anggaran terhadap realisasi dari pendapatan dan belanja
Akuntansi Komersial
<![if !supportLists]>·         <![endif]>Terdapat perhitungan laba rugi
<![if !supportLists]>·         <![endif]>Dimungkinkan adanya revaluasi aset
<![if !supportLists]>·         <![endif]>Adanya penyusutan aset tetap
<![if !supportLists]>·         <![endif]>Perbandingan antara pendapatan dan beban
Masalah Pendapatan
Akuntansi Pemerintahan
<![if !supportLists]>·         <![endif]>Pendapatan tidak bersifat resolusing artinya tidak dapat diputar lagi untuk belanja thn yad
<![if !supportLists]>·         <![endif]>Sebagian pendapatan diperoleh dari pemaksaan/icompulsory (contoh pajak)
<![if !supportLists]>·         <![endif]>Penerimaan pinjaman dijadikan pendapatan
Akuntansi Komersial
<![if !supportLists]>·         <![endif]>Pendapatan tahun berjalan dpt disimpan untuk digunakan pad thn yad
<![if !supportLists]>·         <![endif]>Pendapatan diperoleh dari pihak lain yg sukarela membeli brg/jas
<![if !supportLists]>·         <![endif]>Penerimaan pinjaman dijadikan kewajiban
Masalah Beban
Akuntansi Pemerintahan
Menggunaqkan istilah expenditure (belanja), dimana didalamnya termasuk :
      Expense (beban/biaya)
      Pembayaran angsuran
      Pelunasan utang
      Pembelian aset tetap
Akuntansi Komersial
Menggunakan istilah expense (beban/biaya) dimana cakupannya lebih sempit daripada expenditure
Masalah Penganggaran
Akuntansi Pemerintahan
<![if !supportLists]>·         <![endif]>Terdapat akuntansi anggaran (budgetory accounting)
<![if !supportLists]>·         <![endif]>Terdapat rekening-rekening anggaran
<![if !supportLists]>·         <![endif]>Perbandingan antara nggaran dan realisasinya dilakukan secara intrakompatable (dalam pembukuan)
Akuntansi Komersial
<![if !supportLists]>·         <![endif]>Tidak terdapat akuntansi anggaran (budgetory accounting)
<![if !supportLists]>·         <![endif]>Tidak Terdapat rekening- rekening anggaran
<![if !supportLists]>·         <![endif]>Perbandingan antara nggaran dan realisasinya dilakukan secara ekstrakompatable (diluar pembukuan)
Masalah Kepemilikan
Akuntansi Pemerintahan
Tidak terdapat tanda kepemilikan, yang bertindak sebagai pemegang kebijakan adalah rakyat selaku pemegang kedaulatan tertinggi
Akuntansi Komersial
Terdapat tanda kepemilikan, yang diwujudkan dlam modal saham, pemegang saham mayoritas dapat bertindak selaku pemegang kebijakan perusahaan
Masalah Basis Akuntansi
Akuntansi Pemerintahan
Basis KAS untuk pengakuan pendapatan dan beban, basis AKRUAL untuk pengakuan aset, kewajiban dan ekuitas
Akuntansi Komersial
Basis AKRUAL baik untuk pengakuan pendpaatan, beban, aset, kewajiban dan ekuitas (modal)
Masalah Sistem Entry yang Digunakan
Akuntansi Pemerintahan
<![if !supportLists]>·         <![endif]>Paralel antara SINGLE ENTRY dan DOUBLE ENTRY
<![if !supportLists]>·         <![endif]>Single ENTRY untuk pencatatan pembukuan pada bendahara
<![if !supportLists]>·         <![endif]>DOUBLE ENTRY untuk pencatatan dengan komputerisasi pada Sistem Akuntansi Pemerintahan
Akuntansi Komersial
DOUBLE ENTRY




Friday, 16 February 2018

Review Roman Tetralogi Baru Pramoedya Ananta Toer : Bumi Manusia

Setelah sekian lama blog ini tak pernah update, akhirnya saya memutuskan untuk meramaikannya kembali. Pada tulisan kali ini saya tidak akan membahas mengenai bahan mata kuliah seperti tulisan-tulisan saya sebelumnya, tapi saya akan mereview sebuah novel.

Beberapa waktu lalu, seseorang merekomendasikan saya sebuah roman jadul dengan embel-embel “the true karya sastra”. Seseorang yang saya kenal ini memang bukan orang sembarangan, dia selalu membuat saya terpukau karena banyak rahasia yang luar biasa dalam pribadinya. Ia mengirimkan link terkait buku yang ia rekomendasikan dan betapa terherannya saya karena tertulis bahwa buku tersebut pernah dilarang oleh pemerintah negeri kita sendiri. Sontak hal tersebut menjadi bahan ketertarikan saya untuk membacanya. Langsung saja saya minta ia membawakannya agar dapat saya baca.

Novel ini berjudul Bumi Manusia karya Pramoedya Ananta Toer, namanya sangat asing bagi kalangan usia saya. Jelas saja beliau lahir pada awal abad 19 beda lebih dari setengah abad dengan saya. Dari tangannya yang dingin telah lahir lebih dari 50 karya dan diterjemahkan ke dalam 42 bahasa asing. Sampai akhir hidupnya, Beliau adalah satu-satunya wakil Indonesia yang namanya berkali-kali masuk dalam Kandidat Pemenang Nobel Sastra. Bukan main pikir saya, ternyata negeri kita punya Kahlil Gibran juga..

Tak perlu waktu lama bagi saya untuk menamatkan novel ini. Semula memang agak sulit meresapinya bahkan saya berulang kali memfokuskan diri untuk mengimajinasikannya. Agar saya tau betul apa makna dari tiap tokoh dan kejadian yang diceritakan. Karena jujur ceritanya agak berat untuk saya.

Novel ini berlatar awal abad 20 tepatnya sekitar abad 19 menceritakan muda mudi pada generasi tersebut. Alurnya campuran, membuat setiap pembaca seakan dibawa oleh mesin waktu yang dibuatnya. Tokoh yang dibangun sangat kuat dan sangat menginsirasi bagi saya. Setiap tokoh memberikan kesan tersendiri dalam benak saya. Sesekali kalian yang membaca akan terbawa emosi seorang muda yang berambisi mengarungi dunia namun terbentur budaya leluhur, lalu kalian akan masuk dalam emosi seorang budak belian yang amat tengguh mempertahankan apa yang dimilikinya dan ada pula gadis cantik yang dibalut kemewahan namun hatinya sangat rapuh.

Novel ini bercerita tentang pemuda bernama Minke, dia merupakan keturunan priyayi Jawa yang disekolahkan oleh nenendanya sampai di H.B.S Surabaya. Minke sangat mandiri bahkan dia tidak mau meneruskan jabatan ayahandanya sebagai Bupati. Dia benar-benar haus akan ilmu-ilmu yang diajarkan oleh guru-guru asal Eropanya. Sampai pada suatu hari dia jatuh cinta dengan seorang gadis si Nyai keturunan Pribumi – Belanda. Ketika cinta itu tumbuh, mulailah hidupnya dilanda banyak cobaan. Cemooh orang-orang sekitar, amarah ayahanda, kecemburuan kakak lekaki kekasihnya, dan masalah dengan guru-guru disekolahnya. Setiap kejadian menguatkannya, menguji mental dan menambah wawasannya serta membentuk pribadinya yang menang dalam kehidupan hingga pada suatu masa dia harus kehilangan wanita yang telah ia miliki itu.

Novel ini membuka cakrawala saya bagaimana Belanda dulu memperlakukan kita, mengobrak-abrik kekayaan kita, mengatur seluruh pemerintahan kita dan menghilangkan kemanusian pada manusia kita. Saya memang kurang paham dengan aliran-aliran yang diceritakan disana. Jujur saya bukanlah alhi filsafat, atau ahli politik, saya hanya pembaca biasa yang belum sepenuhnya bias membaca. Tapi sungguh pesan moral yang saya dapatkan dari buku sebanyak 535halaman ini sangat banyak dan saya belum menemui novel dengan cerita mendalaman yang mengangkat tema percintaan, social, sejarah, politik dan kemanusiaan. Kebanyakan novel-novel kala ini hanya menyajikan keindahan-keindahan cinta belaka dan cukup membosankan bagi saya.

Dari tokoh utama “Minke” saya belajar bahwa hidup bukan semata-mata tentang apa yang diajarkan didalam ruang kelas. Diluar dinding sekolah disanalah hidup kita sesungguhnya. Bukan diatur orang lain, tapi kita yang mengaturnya, kita yang menjalaninya dan kita pula yang menentukan akan jadi apa kita nantinya. Saya mengutip kalimat didalam novel ini “Seorang terpelajar harus berlaku adil sejak dalam pikiran apalagi dalam perbuatan”. Kita seharusnya tak melulu menghakimi orang lain, mencibirinya, merendahkannya sebelum kita mengetahui bagaimana orang itu sesungguhnya. Setiap orang memiliki kelebihannya masing-masing. Setiap orang yang kita temui sudah memiliki perannya masing-masing untuk kita. Entah dia baik atau buruk untuk kita. Yang baik akan membantu, menolong, dan menjadi tempat kita bersandar, dan yang buruk tak selamanya buruk untuk kita. Mereka yang kita anggap buruk, menilai diri kita dari sudut pandang lain, bukan kebanyakan orang lihat dan mereka tidak salah. Justru seringkali diri ini yang salah menanggapinya. Kita tidak seharusnya tersinggung atau marah, kita seharusnya berterimakasih sudah dikoreksi walaupun terkadang menyakitkan tapi mereka mengajarkan kita banyak hal minimal mereka mengajarkan kita untuk kuat diuji dengan menghadapinya menjadikan kita pribadi yang kuat lagi tangguh.

Saya sekan jatuh cinta dengan pribadi Minke ya walaupun ada beberapa yang kurang saya senangi dari dia. Minke pemuda yang hebat, pada masa itu ia pribumi yang berjuang melawan kebodohan dan berjuang membangun negeri sendiri. Sayang banyak sekali rintangan baginya untuk memecahkan kebangkitan nasional. Harusnya semua anak muda termasuk saya dibekali semangat sepertinya. Saya bahkan malu kepada diri saya sendiri, baru dapat beberapa masalah dikantor dan dikampus sudah pusing dan mengeluh padahal kuliah sambil kerja adalah pilihan saya sendiri. Saya terheran-heran bagaimana caranya Minke belajar dan berpikir? Darimana semua pemahaman yang dia dapatkan itu ? bukan hanya kritis mengenai apa yang menjadi pelajaran ujian tetapi juga apa yang ia lihat dapat keseharian,nilai-nilai budaya, nilai social, kemanusiaan bahkan diakhir cerita dia yang baru lulus sekolah tingkat SMA diuji utnuk menandingkan persoalan hukum pribumi dengan hukum Eropa. Antara Timur dan Barat. Pada masa itu, masa dimana pribumi belum bernafas bebas seperti era modern saat ini….. jawabannya saya masih menunggu di buku kedua. Buku ini memiliki 4 seri Bumi Manusia, Anak Semua Bangsa, Jajak Langkah dan Rumah Kaca.

Ya begitulah saya mengisahkan Minke, sosok baru yang saya kagumi. Saya memang focus mereview dia dibanding bagaimana tatanan dan stuktur novel ini sendiri. Singkatnya saya memang belum mahir membuat review novel dan ini pertama kalinya karena saya sangat suka dengan buku ini. Hehehe..

Thursday, 18 January 2018

Review Jurnal : The Relationship Between Corporate Governance And Fraud Prevention In Nigeria : A Perceptual View


Judul

The Relationship Between Corporate Governance And Fraud Prevention In Nigeria : A Perceptual View

Jurnal

Journal Of Social And Management Sciences

Vol. Hal

Vol.11/No.3

Tahun

2016

Penulis

Idowu Eferakeya, Ighosewe Felix Enaibre & Nkechi Theresa Offor

Reviewer

Anisa Intan Damayanti

Tanggal

19 Januari 2018

Abstrak

This paper critically examined the relationship between corporate governance and fraud prevention in Nigeria. It focused on the relationship between internal audit, audit committee, external audit, board of director's governance mechanisms and fraud prevention. Data were obtained from the administration of questionnaires on academics in management sciences' faculty, chartered accountants, internal auditors, external auditors and stock brokers. The questionnaire instrument employed was subjected to reliability test using the Cronbach's alpha. Descriptive statistics were used to show the dispersion of the distribution. The data elicited were analysed with the help of multiple regression estimation technique

.The findings show that internal audit, audit committee, external audit and board of directors have significant negative relationship with fraud prevention. This infers that they are capable of reducing the incidences of fraud in an organization. The study recommends that more emphasis should be shown to encourage entrenchment of an effective internal audit function; effective audit committee; an independent and effective external audit; and an ethically sound and effective board of directors in an organization.

 

Tujuan Penelitian

Penulisan ini mengkaji secara kritis hubungan antara corporate governance dan pencegahan kecurangan di Nigeria yang difokuskan pada hubungan antara audit internal, komite audit, audit eksternal, mekanisme tata pemerintahan direktur dan pencegahan kecurangan

Adapun tujuan spesifik penelitian ini adalah sebagai berikut:

·         Untuk mengetahui hubungan antara tanggung jawab direksi dan pencegahan fraud

·         Untuk mengkaji hubungan antara kinerja auditor eksternal dan pencegahan kecurangan

·         Untuk mengetahui hubungan antara tanggung jawab komite audit dan pencegahan kecurangan

·         Untuk memastikan hubungan antara fungsi audit internal dan pencegahan kecurangan

 

Subjek Penelitian

Penelitian ini diperoleh atas kuisioner yang didistribusikan ke sampel sebanyak 150 responden. Responden terdiri dari 30 akademisi di Fakultas Ilmu Manajemen, 30 akunting, 30 auditor internal, 30 auditor eksternal dan 30 pialang saham.

 

Landasan Teori

Pentingnya tata kelola perusahaan yang baik telah mendapat perhatian publik dan peraturan yang signifikan dan menarik perhatian para ilmuwan dalam skala luas selama tiga dekade terakhir, walaupun isu-isu ini telah lama ada (Okpara, 2011). Menurut Staciokas dan Rupsys (2005) unsur-unsur tata kelola perusahaan meliputi komite audit, auditor eksternal, audit internal, dan dewan direksi. Unsur-unsur dalam sistem tata kelola perusahaan menurut ECIIA (2005) bertanggung jawab atas kelancaran bisnis. Dalam hal ini, untuk mengamankan operasi tata kelola perusahaan yang baik, harus ada kerjasama antara berbagai komponen sistem tata kelola perusahaan, auditor internal, manajemen eksekutif, manajemen keuangan, dewan direksi, pemegang saham dan auditor eksternal (ECIIA , 2005).

Konsep penipuan bersifat generik terjadi dalam berbagai bentuk tergantung pada situasi oportunistik yang ada.

Ramaswamy (2005) berpendapat bahwa tata kelola perusahaan yang buruk dan kegagalan akuntansi adalah salah satu alasan mengapa kasus penipuan muncul. Akibatnya, tata kelola perusahaan yang buruk akan mengarah pada kemampuan individu atau kelompok tertentu yang memiliki kepentingan yang sama untuk bertindak melakukan kegiatan penipuan di koperasi. Efek dan potensi penipuan yang semakin berkurang terhadap reputasi dan keberadaan perusahaan tidak dapat terlalu ditekankan. Inilah sebabnya mengapa peneliti menemukan beberapa cara untuk mencegah kecurangan dan menganalisis faktor-faktor yang terkait dengannya, untuk menerapkan tindakan pencegahan dan mekanisme yang harus dihindari, atau setidaknya mengurangi, kemungkinan terjadinya kecurangan.

 

Metode Penelitian

Statistik deskriptif digunakan untuk menunjukkan distribusi data dalam hal mean sampel dan standar deviasi. Untuk tujuan analisis, penelitian ini menggunakan teknik estimasi kuadrat terkecil untuk menguji hipotesis. Teknik ini dipilih karena berlaku saat mencoba menjalin hubungan antara dua atau lebih variabel dan menurut Murray, (2013) digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel dependen dan variabel bebas.

 

Pembahasan

Persamaan regresi menetapkan bahwa ada hubungan negatif antara audit internal dan pencegahan kecurangan dengan tanda koefisien - 0,382. Hal ini menegaskan harapan negatif apriori yang diajukan dalam penelitian ini. Hubungan tersebut signifikan berdasarkan nilai t-tuas 2,579. Implikasinya adalah bahwa perubahan unit dalam fungsi audit internal akan mengurangi kecurangan sampai pada tingkat 38,2 persen. Temuan ini sesuai dengan hasil Wan. Wan, & Roshayani (2014) bahwa efektivitas audit internal memiliki hubungan negatif yang signifikan dengan kemungkinan kecurangan namun berbeda dengan keputusan Tunji (2013) yang menyimpulkan bahwa audit internal yang efektif memiliki dampak positif terhadap pencegahan kecurangan.

 

Kedua, adanya hubungan negatif antara komite audit dan pencegahan kecurangan seperti yang ditunjukkan oleh koefisien -.271. Hasilnya menegaskan harapan apriori negatif yang diajukan dalam penelitian ini. Hubungan ini signifikan secara statistik dengan nilai t-value -2.706 yang mutlak. Implikasinya adalah bahwa perubahan unit dalam tugas komite audit akan mengurangi kecurangan sebesar 27,1 persen. Temuan ini sesuai dengan hasil Wan. Wan, & Roshayani, (2014) Mustafa and Meier (2006) dan Undang-undang (2011) yang menemukan bahwa signifikansi negatif pada efektivitas dan efektifitas komite komite audit dalam pencegahan kecurangan.

 

Ketiga, hubungan negatif terjalin antara audit eksternal dan pencegahan kecurangan dengan memberikan koefisien -.163. Hasil ini dengan jelas menegaskan harapan apriori negatif yang diajukan dalam penelitian ini. Hubungan yang mapan secara statistik signifikan berdasarkan nilai t sebenarnya 2.329. Ini menyimpulkan bahwa perubahan unit dalam tugas audit eksternal akan menghasilkan pengurangan kecurangan 16,3 persen. Temuan ini sejalan dengan hasil Zachariah, Musa, & Ibrahim, (2012) yang menemukan adanya hubungan negatif yang signifikan antara efektivitas audit eksternal dan pencegahan kecurangan.

 

Terakhir, hubungan negatif juga terjalin antara dewan direksi dan pencegahan kecurangan. Hal ini menegaskan harapan apriori negatif yang diajukan dalam studi Hubungan yang terjalin secara statistik signifikan mengingat nilai mutlak 3.410. Implikasinya adalah bahwa perubahan unit dalam tugas dewan direksi mampu mengurangi kecurangan sebesar 46,6 persen. Temuan ini sesuai dengan hasil Wan. Wan, & Roshayani, (2014) dan Andi, (2011) bahwa ada hubungan negatif yang signifikan antara efektivitas dewan direksi dan pencegahan kecurangan. Namun temuan tersebut berbeda dengan hasil Beasley Carcello, Hermanson & Lapides (2000) yang menemukan hubungan positif antara efektivitas dewan direksi dan pencegahan kecurangan.

 

Temuan penelitian ini memiliki implikasi kebijakan. Oleh karena itu, badan pengatur dan pembuat kebijakan di dunia bisnis dengan ini mengingatkan bagaimana mekanisme corporategovernance yang efektif '(Dewan Direksi, Komite Audit, Fungsi Audit Internal dan Auditor Eksternal) dapat secara signifikan membantu mencegah kecurangan dalam organisasi. Dalam hal ini, badan pengatur dan pembuat kebijakan di berbagai sektor ekonomi, seharusnya sebagai prioritas memikirkan bagaimana mengembangkan kode mekanisme corporate governance baru yang kuat dalam lingkungan inisialisasi dalam lingkungan, menekankan peran, tanggung jawab, pengembangan kapasitas dan peningkatan peran yang lebih spesifik untuk menjamin efektifitas independensi pasir dari Direksi. , Anggota Komite Audit, fungsi Audit Internal dan Auditor Eksternal. Mekanisme ini harus dilakukan untuk memenangkan etika perusahaan dengan meningkatkan pengawasan dan pengawasan tugas dari keseluruhan risiko entitas. Pengembangan kebijakan harus diarahkan untuk memperkuat kerangka kerja akuntabilitas, apakah pengetahuan, pendidikan, pelatihan dan keahlian keuangan dewan direksi, komite audit, fungsi audit internal, dan auditor eksternal sangat tepat. Selain itu, mekanisme mekanisme baru juga harus mendapat dukungan hukum dalam undang-undang negara sehingga setiap bentuk pelanggaran dapat ditangani dengan tepat.

 

Kesimpulan

Temuan penelitian ini sangat penting karena mereka lebih menekankan pentingnya mekanisme tata kelola perusahaan yang efektif dalam pencegahan insiden kecurangan. Akibatnya, fungsi audit internal yang efektif, komite audit; Auditor eksternal dan dewan direksi adalah mekanisme tata kelola yang sangat penting yang harus diperkuat dalam suatu organisasi jika ada keinginan kuat untuk mencegah kecurangan. Kesimpulan dari makalah ini bukanlah iron cast karena beberapa kasus kecurangan yang dilaporkan dalam organisasi dilakukan oleh direksi sementara pihak lain dengan anggota komite audit aktif, auditor internal dan eksternal yang aktif. Poin yang ditekankan oleh makalah ini adalah bahwa, dalam situasi ideal, komponen tata kelola perusahaan yang diperiksa seharusnya berkontribusi pada pengurangan kecurangan. Studi ini memberikan kontribusi signifikan dengan memberikan bukti tambahan dalam literatur yang mendokumentasikan bahwa ada hubungan negatif yang signifikan antara mekanisme tata kelola perusahaan yang efektif '(Direksi, Komite Audit, Fungsi Audit Internal dan Auditor Eksternal) dan pencegahan kecurangan.

 

Kekuatan Penelitian

Hasil yang diperoleh dari penelitian ini diharapkan bisa menyelesaikan masalah kecurangan di negara tersebut dengan memberikan kontribusi pada literatur tentang bagaimana dewan direksi, komite audit, fungsi audit internal dan auditor eksternal dapat melakukan secara signifikan memperbaiki tata kelola perusahaan dan pencegahan kecurangan. Ini juga akan memberikan kontribusi penting bagi Komisi Keamanan dan Bursa Nigeria, Bank Sentral Nigeria, dan Komisi Asuransi Nigeria (NAICOM) mengenai kebutuhan untuk meningkatkan peran / tanggung jawab dewan direksi, komite audit, fungsi audit internal dan auditor eksternal untuk memperkuat tata kelola perusahaan di dalam negeri.

 

Kelemahan Penelitian

Dalam penelitian ini belum dijabarkan lebih lanjut bagaimana best practice good corporate governance yang baik dalam mencegah kecurangan baik untuk kelompok maupun individu di Nigeria tersebut. Sehingga bukan hanya fungsi-fungsi atas yang dapat berkontribusi dalam pencegahan fraud.