Wednesday, 15 April 2015

Mengungkap Perjalanan Ekonomi Negeri Piramida (Part II)



(Masa kejayaan yang hampir tenggelam dalam krisis politik)

Republic Arab Eqypt


SRUKTUR PRODUKSI, DISTRIBUSI PENDAPATAN & KEMISKINAN

Pendapatan nasional adalah suatu angka atau nilai yang menggambarkan seluruh produksi, pengeluaran ataupun pendapatan yang dihasilkan dari semua pelaku/ sektor ekonomi dari suatu negara dalam kurun waktu tertentu.

Pendapatan nasional sering dipergunakan sebagai indikator ekonomi dalam :
a. Menentukan laju tingkat perkembangan/pertumbuhana perekonomian suatu negara
b.Mengukur keberhasilan suatu negara dalam mencapai tujuan pembangunan
c.Membandingkan tingkat kesejahteraan masyarakat suatu negara

Sebenarnya banyak sekali tolak ukur yang dapat digunakan  untuk mengetahui tingkat kemakmuran & kesejahteraan masyarakat suatu negara, tidak  hanya dilihat dari faktor ekonomi saja tetapi juga meliputi faktor-faktor yang lain, seperti faktor sosial, politik dan kebudayaan. Karena sifatnya yang sangat kompleks ini, maka untuk mengukur tingkat kesejahteraan  tidaklah mudah tidak hanya dilihat secara materi atau lahiriah saja, tapi haruslah melibatkan keduanya.

Pendapatan Nasional Mesir

Pendapatan nasional suatu negara dalam diukur dengan 3 pendekatan, yaitu :
a.   Pendekatan produksi
Pendapatan nasional dihitung dari penjumlahan seluruh nilai barang dan jasa yang dihasilkan oleh seluruh sektor ekonomi masyarakat dalam periode tertentu.
Y = [(Q1 X P1) + (Q2 X P2) + (Qn X Pn) ……]
b.   Pendekatan pendapatan
Pendapatan nasional merupakan hasil penjumlahan dari seluruh penerimaan (rent, wage, interest, profit) yang diterima oleh pemilik faktor produksi dalam suatu negara selama satu periode tertentu.
Y = r + w + i + p
c.    Pendekatan pengeluaran
Pendapatan nasional merupakan penjumlahan dari seluruh pengeluaran yang dilakukan oleh seluruh rumah tangga ekonomi dalam suatu Negara selama satu periode tertentu.
Y = C + I + G + (X – M)

Perolehan GDP Rep. Arab Mesir Menurut Bank Dunia (US $) :
2011   : 236,000,735,704.4
2012   : 262,831,912,586.5
2013   : 271,972,822,883.4





Kemiskinan di Mesir

Menurut “United Nations Development Programme” dalam Human Develompent Report 2014, Mesir menduduki peringkat 110 dari 187 negara dengan kategori “Medium Human Development”, dengan rincian :
HDI Value, 2013                                   : 0,682
Life expectancy at birth (years), 2013   : 71,2
Gross National Income (GNI) per capita, 2013 : 10,400

Rakyat Mesir yang hidup di bawah garis kemiskinan sekitar 43%, yaitu yang berpendapatan di bawah dua dollar perhari. Adapun permasalahan kemiskinan di Mesir diakibatkan oleh :
a.  Penyebab utamanya adalah pergolakan politik yang menghancurnya sektor pariwisata dan perdagangan, karena  pemerintah menerapkan program pengetatan ekonomi (menaikkan harga barang dan meningkatkan pajak pelayanan atau jasa) sehingga semakin mencekik sebagian besar rakyat Mesir yang daya belinya rendah.
b.   Sektor pariwisata menurun karena para wisatawan merasa tak aman mengunjungi Mesir yang hampir setiap hari terjadi demonstrasi politik, sehingga meningkatkan jumlah pengangguran. (Sejak 2010 lebih dari 3,3 juta orang, yaitu 13% menganggur; 46,4% dari populasi yang berusia 20-24 tahun tidak dapat menemukan pekerjaan).
c.   Munculnya Dubai dan Jeddah dalam dunia perdagangan internasional membuat Mesir tidak terlalu dominan lagi.
d.   Defisit anggaran pemerintah membengkak, naik hingga 10,8% dari PDB.
e.   Nilai mata uang Pound Mesir yang memburuk terhadap dollar Amerika.
f.     Ketergantungan subsidi luar negeri(Amerika) sehingga masyarakatnya tidak akan mampu membeli roti dan gandum kecuali disubsisdi.
g.    Meningkatnya jumlah anak-anak yang mengalami kekurangan gizi (sebanyak 31%, dan naik 23% dari 2005).
h.   Selain itu, Mesir juga tidak punya sumber minyak yang banyak sehingga untuk memenuhi kebutuhan negaranya sendiri-pun tidak cukup. 

Program pemerintah Mesir dalam mengatasi permasalahan kemiskinan, antara lain:
a.  Meluncurkan skema bantuan tunai yang inovatif untuk melengkapi sistem pensiun solidaritas sosial yang sudah ada, (bantuan tunai tanpa syarat untuk orang tua & penyandang cacat dan transfer bersyarat bagi keluarga untuk mendukung kesehatan dan pendidikan anak-anak di daerah miskin).
b.   Memperbanyak subsidi roti dan jatah makanan.
c. Memfasilitasi keuangan bagi pelaku sektor pertanian dan penyimpanan biji-bijian untuk mengurangi kemiskinan di pedesaan.
d. Meningkatan anggaran pendidikan dan keterampilan para angkatan kerja untuk mengurangi pengangguran.
e.   Meningkatkan pelayanan publik.

ANGGARAN PENDAPATAN & BELANJA NEGARA (APBN)

Anggaran Pendapatan & Belanja Negara (APBN) sebagai instrumen kebijakan fiskal yang paling penting untuk membimbing perekonomian negara melaksanaan rencana  pembangunan ekonomi dan sosial negara.
Rancangan APBN harus mewakili dan mengungkapkan program keuangan direncanakan untuk mencapai tujuan yang ditargetkan dari revolusi 25 Juli 2011,
yang didukung dengan 3 tuntutan utama (kebebasan, martabat, dan keadilan sosial).

Fokus utama program pembangunan Mesir yaitu :
1. Rekonstruksi kepercayaan dan keamanan antara masyarakat dengan pemerintah, melalui:
a.     Keadilan sosial dalam pemerataan penghasilan.
b. Pengungkapan dan transparansi semua aspek keuangan dalam rencana pembangunan negara.
c.     Meningkatkan peluang perekrutan kerja dan mengurangi pengangguran.
d. Pendalaman dan membangun prinsip-prinsip kebebasan, dan demokrasi kewarganegaraan suatu negara yang diatur oleh konstitusi dan hukum.
e.     Menghadapi korupsi, mengekspos koruptor, dan melacak mereka oleh hukum.

2. Peningkatan pendapatan nasional dan tingkat pertumbuhan ekonomi untuk jaminan kehidupan yang lebih baik bagi warga negara, melalui:
a.   Peningkatan tingkat produksi dan imbasnya terhadap gaji.
b.   Mendorong investasi dan memperbaiki alat implementasi untuk mencapainya.
c.    Peningkatan ekspor.

Penyusunan Rancangan APBN Mesir

Penyusunan APBN Republik Arab Mesir diatur dalam UU APBN Umum No.53 / 1973, jo Undang-Undang No.87 / 2005, jo No. 109/2008 untuk menyiapkan APBN sebagai program keuangan yang mengungkapkan target Rencana Umum Ekonomi dan
Pembangunan Sosial. Jangka waktu penyelesaian APBN yaitu  6 bulan sebelum tahun fiskal berikutnya, disebutkan dalam pasal 13 UU APBN Umum Mesir No. 109/2008 "The Minister of Finance issue each year a circular includes the regulations followed by the authorities in preparing the draft budgets in the light of the planned objectives to be achieved in accordance with policy of the State, with the commitment of each to submit a draft budgets to the Finance Ministry before the start of the fiscal year at least by six months".


Source : Ministry of Fiance
Dalam pasal 120 UU No. 145/1988 mengatur tentang Perubahan ketentuan UU No. 43/1979, dalam penerbitan Undang-Undang Sistem Pemerintahan Dalam Negeri menyebutkan: "The financial agency of the Governorate is in charge of drafting the budgets of the domestic units within its scope. The Governor submits the project to the Popular Municipality of the Governorate in order to be discussed and approved before at least four months of beginning of the Fiscal Year. In addition, each Governorate submits its draft budget to the Minister of Domestic Administration immediately after it is approved by the Popular Municipality in order to be discussed with the competent Governor. Afterwards, it will be submitted along with his notes to the Minister of Finance and the minister of planning and international cooperation and International corporation".

Anggaran masing-masing Provinsi harus tercantum dalam sebuah divisi khusus dalam APBN, dianggap sebagai bagian yang tidak terpisahkan dalamnya, dan tunduk pada ketentuan Anggaran.

Analisis draft ABPN Mesir tahun fiskal 2013/2014:
Total Penerimaan
Diharapkan total penerimaan negara dalam draft anggaran tahun 2013/2014 sekitar 497,1 miliar Pounds, meningkat 103,6 miliar Pounds atau 26,3% dibandingkan dengan anggaran 2012/2013 sebesar 393,5 miliar Pounds.
1. Total penerimaan dari pajak dalam draft anggaran tahun 2013/2014 sekitar 356,9 miliar Pounds, meningkat 90 miliar Pounds atau  33,7% dibandingkan anggaran 2012/2013 sebesar 266,9 miliar Pounds.
2. Jumlah penerimaan hibah dalam draft anggaran tahun 2013/2014 sebesar 2,4 miliar Pounds, menurun 6,6 miliar Pounds atau  73% dari anggaran 2012/2013 sebesar 9 miliar Pounds.
3. Total penerimaan bukan pajak dalam draft anggaran tahun 2013/2014 sebesar 137,9 miliar Pounds, meningkat 20,4 miliar Pounds atau 17,4% dari anggaran tahun 2012/2013 sebesar 117,5 miliar Pounds.

Total Pengeluaran :
Total pengeluaran dalam draft anggaran tahun fiskal 2013/2014 sekitar 692,4 miliar Pounds, meningkat 108,6 miliar Pounds atau 18,6% dibandingkan dengan anggaran 2012/2013 sebesar 583,8 miliar Pounds.
1. Total upah dan kompensasi pekerja di draft anggaran tahun 2013/2014 sekitar 172,2 miliar Pounds, meningkat 29,6 miliar Pounds atau  20,7% dibandingkan dengan anggaran 2012/2013 sebesar 142,6 miliar Pounds.
2. Total pembelian barang dan jasa di draft anggaran tahun 2013/2014 sekitar 30,7 miliar Pounds, naik sebesar 1,9 miliar Pounds atau 6,6% dibandingkan dengan anggaran 2012/2013 sebesar 28,8 miliar Pounds, ini adalah
meningkatkan nilai dari 2 miliar Pounds.
3. Jumlah bunga dalam anggaran 2013/2014 adalah 182 miliar Pounds, meningkat 43,4 miliar Pounds atau 31,3% dibandingkan dengan anggaran 2012/2013 138,6 miliar Pounds.
4. Jumlah subsidi, hibah, dan manfaat sosial dalam anggaran draft tahun 2013/2014 sekitar 205,5 miliar Pounds dengan pertumbuhan sebesar 22,7 miliar Pounds atau 12,4% dibandingkan dengan anggaran 2012/2013 sebesar 182,8 miliar Pounds.
5. Jumlah pengeluaran lainnya dalam draft anggaran tahun 2013/2014 sekitar 38,3 miliar Pounds, pertumbuhan sebesar 4 miliar rupiah atau 11,7% dibandingkan dengan anggaran tahun 2012/2013 sebesar 34,3 miliar Pounds.
6. Total untuk membeli aset non keuangan (investasi) di draft anggaran tahun 2013/2014 sebesar 63,7 miliar Pounds, meningkat 7,1 miliar Pounds atau 12,5% dibandingkan dengan anggaran 2012/2013 sebesar 56,6 miliar Pounds.

Perkiraan Penerimaan dan Pengeluaran Negara

Elemen yang paling penting dalam pengeluaran APBN adalah : Upah dan kompensasi karyawan; Pembelian barang dan jasa; Bunga; Subsidi, Hibah dan manfaat sosial; Pembelian aset non keuangan "investasi".
 
Source : Ministry of Finance



Tiga elemen (atau tiga item) yang terdiri pada penerimaan APBN, yaitu :
1.    Pajak. Pajak dianggap menjadi sumber yang paling penting dari pembiayaan APBN, karena merupakan pendapatan riil keuangan pemerintah untuk mencapai target dari rencana pembangunan ekonomi dan sosial tetap memperhatikan dimensi sosial.
2.    Hibah. Hibah adalah penerimaan tidak wajib tiga sumber utama (pemerintah asing, organisasi dan sektor umum internasional). Hibah diklasifikasikan menurut sifat kegiatan yang membiayainya; hibah operasional dan hibah modal
3.  Pendapatan lainnya. Secara umum, pendapatan lainnya berasal dari surplus Terusan Suez, minyak bumi dan organisasi ekonomi lainnya, serta keuntungan dari perusahaan umum.

Selanjutnya dalam pernyusunan APBN, pemerintah juga menganalisis unsur-unsur yang terkait untuk mencapai keseimbangan APBN, antara lain :
a.   Anggaran defisit kas.
b.   Akuisisi bersih aset keuangan.
c.    Prosedur pembiayaan anggaran keseluruhan defisit.
d.   Status utang luar negeri dan dalam negeri Publik.

PERAN SEKTOR LUAR NEGERI

Beberapa alasan mengapa suatu negara memerlukan negara lain dalam kehidupan ekonominya adalah :
a. Tidak semua kebutuhan masyarakatnya dapat dipenuhi oleh komoditi yang dihasilkan di dalam negeri, sehingga perlu mengimpor kebutuhannya dari negara lain.
b.   Keterbatasan konsumen dalam negeri, sehingga produk yang dihasilkan dalam negeri harus diekspor.
c.    Sarana untuk melakukan proses ahli teknologi.
d.   Membina persahabatan dan kepentingan politik lainnya antar negara
e.   Secara ekonomis dan matematis, perdagangan antar negara dapat mendatangkan tambahan keuangan dan efisiensi dari tindakan spesialisasi produksi negara-negara yang memiliki keuntungan mutlak dan/ keuntungan berbanding,

Mesir telah berhasil mendiversifikasi ekonominya dalam 20 tahun terakhir, dan relatif lebih beragam dibandingkan dengan negara-negara di kawasan lain dan negara berkembang. Tetapi dalam perdagangan global, Mesir telah menurun selama lima tahun terakhir. Pangsa ekspor nonmigas turun lebih dari 40 persen antara 2008/09 dan 2013/14 hingga 0,09 persen dari ekspor nonmigas global.

Faktor-faktor yang melemahkan daya saing Mesir, antara lain :
1.     Nilai tukar overvaluation
2.     Memburuknya fundamental ekonomi makro
3.     Ketidakstabilan politik membuat investor enggan berinvestasi di Mesir
4.     Inflasi tinggi akibat kenaikan harga pangan mulai tahun 2008
5.     Defisit perdagangan non-energi tetap tinggi
6.     Penurunan pangsa Mesir ekspor non-minyak dunia.
7.     Daya saing non-harga Mesir lebih lemah dibandingkan dengan negara lain.
8.     Cadangan devisa yang rendah
                                    
Arah kebijakan nilai tukar akan sangat penting bagi keberlanjutan sektor eksternal Mesir. Risiko serius bisa muncul dari kombinasi inflasi antara mitra dagang. Rencana pemerintah dalam hal reformasi ekonomi makro dan struktural, diperkirakan akan memulihkan kepercayaan investor dan meningkatkan daya saing, ditambah dengan pengenalan fleksibilitas nilai tukar yang lebih besar, akan meningkatkan keberlanjutan dan mengurangi risiko.


Created by :
Anisa Intan Damayanti
1EB27 / 21214286

Saturday, 4 April 2015

Sejarah Akuntansi Dunia



Mayoritas orang di dunia hanya mengetahui jika akuntansi pertama kali dikenalkan oleh bangsa Eropa. Namun, sejarah juga mencatat bahwa akuntansi sudah lebih lama hidup di bangsa Timur Tengah dan sudah sejak awal digunakan oleh Bangsa Arab dan Bangsa Mesir Kuno. Pada tulisan kali ini, saya akan sedikit berbagi pengetahuan tentang sejarah akuntansi di dunia.





Sejarah Awal Akuntansi di Timur Tengah



Para arkeolog telah membuktikan dengan penelitian mereka, bahwa akuntansi telah ada sejak ribuan tahun SM dan dimulai dari Timur Tengah. Pedagang Arab dan Mesir adalah orang-orang pertama yang kali membuat sistem pencatatan pembukuan berpasangan dalam mengelola keuangan perdagangannya. Dalam kitab suci Al-Qur’an surat Yusuf tertulis bahwa Nabi Yusuf A.S adalah akuntan pertama di dunia, Beliau adalah seorang Bendaharawan hebat di kerajaan Mesir Kuno.



Bagi orang-orang Arab pra Islam, perhitungan keuntungan dilakukan dengan cara mengetahui kelebihan pada modal murni dan dibandingkan dengan saldo akhir masa perdagangan. Catatan tersebut dicatat pada batu, kulit kayu dan sebagainya. Catatan tertua yang berhasil ditemukan  dan masih tersimpan sampai saat ini yaitu berasal dari Babilonia pada 3.600 SM



Pada abad 8-13 M, kerajaan Islam mencapai puncak kejayaannya. Islam membawa pengaruh dan perubahan kultural di dunia, bahkan peradaban Islam menjadi barometer kemoderenan bangsa-bangsa Eropa, termasuk ilmu pengetahuan. Apalagi dengan derasnya moda perdagangan Asia-Eropa, menjadikan budaya Islam masuk begitu cepatnya ke Eropa. Islam memberikan dinamika baru, identitas yang tegas dan membuk seluas-luasnya perkembangan ilmu dan budaya yan mendorong kemajuan peradaban dan teknologi dalam berbagai bidang.



Para ahli ekonomi Islam banyak yang singgah ke Eropa. Pada saat itulah mereka memperkenalkan dan mengembangakn sistem pencatatan pembukuan kepada bangsa Eropa.





Sejarah Akuntansi di Eropa



Pada tahun 1494 pada saat Lucas Paciolo {Lukas dari Burgos) menerbitkan buku ilmu pasti yang berjudul “Suma de Arilhmalica, Proportioni et Proportionalita”. Dalam buku itu terdapat satu bab, berjudul ‘Tractatus de Computis et Scriptorio”, yang berisi cara-cara pembukuan menurut catatan berpasangan (double book keeping).



Pada akhir abad 15, sejalan dengan menurunnya pengaruh Romawi, pusat perdagangan bergeser ke Spanyol, Portugis, dan Belanda. Akibatnya, sistem akuntansi yang telah dikembangkan Romawi juga ikut berpindah dan digunakan di negara-negara tersebut.Sejak itu perhitungan rugi laba mulai dibuat secara tahunan yang kemudian mendorong dikembangkannya penyusunan neraca secara rutin pada akhir jangka waktu tertentu.



Pada abad 19 revolusi industri di Eropa mendorong berkembangnya akuntansi biaya dan konsep penyusutan. Pada tahun 1930, New York Slock Exchange dan Ameri­can Institute of Certified Public Accountant membahas dan menetapkan prinsip akuntansi untuk saham Perusahaan.





Sejarah Akuntansi di Indonesia



Akuntansi mulai diterapkan di Indonesia sejak tahun 1642. Akan tetapi bukti yang jelas terdapat pada pembukuan Amphioen Societeit yang berdiri di Jakarta sejak 1747. Selanjutnya akuntansi di Indonesia  berkembang setelah UU Tanam Paksa dihapuskan pada tahun 1870. Hal ini mengakibatkan munculnya para pengusaha swasta Belanda yang menanamkan modalnya di Indonesia. Mereka menerapkan sistem pembukuan seperti yang diajarkan Lucas Paciólo. Kemudian pada tahun 1907, di Indonesia diperkenalkan sistem pemeriksaan (auditing) untuk menyusun dan mengontrol pembukuan perusahaan.



Tidak banyak penambahan sistem akuntansi di Indonesia pada masa penjajahan Jepang. Setelah kemerdekaan, pemerintah RI mempunyai kesempatan mengirimkan putra-putrinya belajar akuntansi keluar negeri. Sedangkan pendidikan akuntansi di  dalam negeri mulai dirintis pada tahun 1952 oleh Universitas Indonesia yang mem­buka jurusan Akuntansi di Fakultas Ekonominya. Langkah ini diikuti oleh perguruan tinggi lainnya. Pada tahun 1954 keluarlah UU yang mengatur pemberian gelar Akuntan.



Suatu organisasi profesi yang menghimpun para akuntan di Indonesia berdiri pada 23 Desember 1957 dan diberi nama IkatanAkuntan Indonesia (IAI). Organisasi ini mendirikan seksi Akuntan Publik tahun 1978 dan seksi Akuntan Pendidik tahun 1986.



UU Penanaman Modal Asing dikeluarkan tahun 1967 dan disusul UU Penanam­an Modal Dalam Negeri tahun 1968. Selanjutnya, keduanya merangsang berdirinya perusahaan-perusahaan baru yang mengakibatkan semakin baiknya iklim investasi di Indonesia. Sebagai konsekuensinya, akuntansi di Indonesia mengalami perkem­bangan yang pesat.



Di Indonesia ada beberapa sistem akuntansi yang dijadikan acuan dalam praktek, antara lain sistem akuntansi Belanda, sistem akuntansi Amerika dan sistem akuntansi Syariah.