Pertimbangan umum
Suatu organisasi fungsional adalah organisasi dimana fungsi produksi atau
pemasaran utama dilakukan oleh unit organisasi yang terpisah. Ketika suatu
organisasi diubah menjadi organisasi dimana setiap unit utama bertanggung jawab
baik atas produksi maupun pemasaran , maka proses ini disebut dengan istilah
divisionalisasi. Perusahaan membuat unit-unit bisnis karena mereka telah
memutuskan untuk melimpahkan wewenang yang lebih luas kepada manajer-manajer
operasi. Meskipun tingkat pelimpahan wewenang tersebut berbeda dari perusahaan
yang satu ke perusahaan yang lain, tetapi wewenang yang lengkap untuk
menghasilkan laba tidak pernah dilimpahkan kesatu segmen tunggal dalam suatu
bisnis.
Kondisi-kondisi dalam
Mendelegasikan Tanggung Jawab Laba
Ada dua kondisi yang harus dipenuhi untuk melimpahkan wewenang kepada manajer yang lebih baik
1.
Manejer
harus memiliki akses ke informasi relevan yang dibutuhkan
dalam mengambil keputusan serupa.
2.
Harus
ada semacam cara untuk mengukur efektivitasnya suatu trade-offyang
dibuat manajer.
Seluruh pusat tanggung jawab diibaratkan sebagai suatu kesatuan
rangkaian yang mulai dari pusat tanggung jawaban yang sangat jelas
merupakan pusat laba sampai pusat tanggung jawab yang bukan merupakan pusat
laba. Manajemen harus memutuskan apakah keuntungan dari berbagai dari delegasi
tanggung jawab laba akan dapat menutupi kerugiannya, sebagaimana dibahas
berikut ini.
Manfaat Pusat Laba
Menjadikan unit organisasi sebagai pusat laba dapat memberikan manfaat
sebagai berikut :
·
Kualitas
keputusan dapat meningkat
·
Kecepatan
dari pengambilan keputusan operasional dapat meningkat
·
Manajemen
kantor pusat bebas dari pengambilan keputusan harian
·
Manajer karena
tunduk pada hanya disedikit batasan dari korporat, lebih bebas untuk menggunakan
imajinasi dan inisiatifnya
·
Karena
pusat-pusat laba serupa dengan perusahaan yang independen, maka pusat laba
memberikan tempat pelatihan yang sempurna bagi manajemen umum.
·
Kesadaran
laba (profit consciousness) dapat ditingkatkan
·
Pusat
laba memberikan informasi yang siap pakai bagi manajemen puncak (top
management) mengenai profitabilitas dari
komponen-komponen induvidual perusahaan
·
Karena
keluaran (output) yang dihasilkan telah siap meningkatkan kinerja
kompetitifnya.
Kesulitan dengan Pusat Laba
Selain manfaat yang diperoleh tadi, pusat-pusat laba dapat menimbulkan
beberapa kesulitan :
·
Pengambilan
keputusan yang desentralisasi akan memaksa manajemen puncak untuk lebih
mengandalkan laporan pengendalian manajemen dan bukan wawasan pribadinya atas
suatu operasi, sehingga mengakibatkan hilangnya pengendalian.
·
Kualitas
keputusan yang diambil pada tingkat unit akan berkurang.
·
Perselisihan
dapat meningkat karena adanya argumen-argumen.
·
Unit-unit
organisasi yang pernah bekerja sama sebagai unit fungsional akan saling
berkompetisi satu sama lain.
·
Dapat
mengakibatkan biaya tambahan.
·
Para
manajer umum yang kompeten mungkin saja tidak ada
·
Mungkin
ada terlalu banyak tekanan atas profitabilitas jangka pendek.
·
Tidak
ada sistem yang sangat memuaskan untuk memastikan bahwa optimalisasi laba dari
masing-masing pusat laba akan mengoptimalkan laba perusahaan secara
keseluruhan.
Unit Bisnis sebagai Pusat Laba
Hampir semua unit bisnis diciptakan sebagai pusat laba karena manajer yang
bertanggung jawab atas unit tersebut memiliki kendali atas pengembangan produk,
proses produksi, dan pemasaran. Para manajer tersebut berperan untuk
mempengaruhi pendapatan dan beban sedemikian rupa sehingga dapat dianggap
bertanggung jawab atas “laba bersih”. Meskipun demikian, seperti yang akan
ditunjukan pada bagian berikutnya. Wewenang seorang manajer dapat dibatasi
dengan berbagai cara , yang sebaiknya dicerminkan dalam desain dan operasi
pusat laba.
Batasan atas Wewenang Unit
Bisnis
Dari konsep pusat laba, manajer unit bisnis akan memiliki otonomi seperti
presiden dari suatu perusahan independen. Meskipun demikian, dalam praktek
sehari-hari, otonomi semacam ini tidak pernah ada. Wewenang yang diberikan oleh
dewan direksi kepada CEO didelegasikan ke manajer unit bisnis, maka
berarti bahwa manajemen senior melepaskan tanggung jawab sendiri. Akibatnya,
struktur unit bisnis mencerminkan trade-off antara
otonomi unit bisnis dan batasan perusahaan.
Batasan dari Unit Bisnis Lain
Sangatlah berguna untuk memikirkan pengelolaan suatu pusat laba
dalam hal pengendalian atas tiga jenis keputusan :
1.
Keputusan
produk (barang
atau jasa apa saja yang harus dibuat dan dijual);
2.
Keputusan
pemasaran (bagaimana, dimana, dan berapa jumlah barang atau jasa yang akan
dijual); dan
3.
Keputusan
perolehan (procuement) atau (sourcing) (bagaimana mendapatkan atau memproduksi barang atau jasa).
Batasan dari Manajemen Korporat
Batasan-batasan yang dikenakan oleh manajemen korporat
dikelompokkan menjadi tiga bagian:
1.
Batasan
yang timbul dari pertimbangan-pertimbangan strategis;
2.
Batasan
yang timbul karena adanya keseragaman yang diperlukan; dan
3.
Batasan
yang timbul dari nilai ekonomi sentralisasi.
Pusat Laba Lainya
Unit-unit Fungsional
Misalnya aktivitas operasi pemasaran, manufaktur, dan jasa sebagai pusat
laba.
Pemasaran
Harga transfer ini memberikan informasi yang relavan bagi manajer pemasaran
dalam membuat trade-off pendapatan / pengeluaran yang optimal,
dan pratik standar untuk mengukur manajer pusat laba
berdasarkan profitabilitasnya akan memberikan evaluasi terhadap trade-off yang
dibuat.
Manufaktur
Aktivitas manufaktur biasanya merupakan pusat beban,
di mana manajemen dinilai berdasarkan kinerja versus biaya
standar dan anggaran overhead. Kinerja proses manufaktur diukur terhadap biaya
standar, pengendalian mutu, penjadwalan
Produk dan keputusan buat atau beli (make-or-buy decision).
Salah satu cara untuk mengukur aktivitas organisasi manufaktur secara
keseluruhan adalah dengan menjadikannya pusat laba dan memberikan nilai
berdasarkan untuk harga jual produk dikurangi dengan estimasi biaya pemasaran.
Unit Pendukung dan Pelayanan
Unit bisnis tersebut membebankan biaya pelayanan yang diberikan dengan
tujuan finansial untuk menghasilkan bisnis yang mencukupi sehingga pendapatan
setara dengan pengeluaran.
Ketika unit jasa dikelola sebagai pusat laba, para manajernya termotivasi
untuk mengendalikan biaya supaya para konsumen tidak lari, sementara para
manajer unit penerima termotivasi untuk membuat keputusan mengenai apakah jasa
yang diterima sesuai dengan harganya.
Mengukur Profitabilitas
1.
Pengukuran kinerja
manajemen, yang memiliki fokus pada bagaimana hasil kerja para manajer.
Pengukuran ini digunakan untuk perencanaan (planning),koordinasi (coordinating), dan
pengendalian (controlling) kegiatan sehari-hari dari pusat laba dan
sebagai alat untuk memberikan motivasi yang tepat bagi para manajer.
2.
Ukuran kinerja
ekonomis, yang memiliki fokus pada bagimana kinerja pusat laba sebagai
suatu entitas ekonomi.
Informasi yang diperlukan untuk kedua tujuan tersebut biasanya tidak dapat
diperoleh dari satu kelompok data saja. Karena laporan manajemen digunakan
dengan frekuensi yang tinggi, sementara laporan ekonomi hanya dibuat pada
saat-saat tertentu saja ketika keputusan-keputusan ekonomis harus dibuat. Maka
pertimbangan-pertimbangan yang digunakian dalam rangka pengukuran kinerja
manajemen harus merupakan prioritas utama yang ada di dalam desain
sistem yaitu : sistem harus dirancang agar dapat mengukur kinerja
manajemen secara rutin, dengan informasi ekonomi yang cukup pada
laporan-laporan kinerja tersebut, dan juga dari sumber-sumber lain.
Contoh Kasus
Perusahaan Yang Menggunakan Metode
Pusat Laba
Toyota
Motor Corporation (TMC) adalah sebuah perusahaan mobil di Jepang, yang berpusat di Toyota, Aichi, memberikan pelayanan finansial, dan juga berpartisipasi dalam bidang bisnis
lainnya. Toyota Motor Corporation didirikan
pada September 1933 sebagai
divisi mobil Pabrik Tenun Otomatis
Toyota. Divisi mobil perusahaan tersebut kemudian dipisahkan pada 27 Agustus 1937 untuk menciptakan Toyota Motor Corporation seperti
saat ini. TMC merupakan anggota dari Grup Toyota dan memproduksi mobil dengan merek Toyota Lexus dan Scion.
Lexus adalah sebuah merek
yang digunakan oleh Toyota Motor Corporation di Amerika Utara, Timur Tengah, Eropa, Australia, Asia (dipasarkan di Jepang pada 2005) dan Selandia Baru untuk divisi mobil mewahnya. Lexus pertama kali diperkenalkan pada 1989 di Amerika Serikat. Pada tahun 2006, Lexus dijual di 68 negara di seluruh dunia. Kantor Pusat Lexus berada di Aichi, Jepang.
Project Lexus dimulai pada tahun
1983, sebuah tim
besar terdiri dari engineer terbaik
dari Toyota Motor Corporation, berusaha
untuk membuat sedan yang bisa mengalahkan sedan terbaik dunia. Hasilnya adalah Lexus LS 400 yang
diperkenalkan pada North
America International Motorshow 1989.
Merek
ini terutama bersaing dengan merek mewah tradisional
Jerman seperti Audi,BMW, Jaguar, dan Mercedes-Benz. Lexus sudah balik ke Jepang pada tahun 2005. Lalu menyusul secara
global pada tahun tahun berikutnya, termasuk Indonesia pada tahun 2007.
Lexus terinspirasi dari suksesnya Toyota Supra dan Toyota Cressida. Keduanya merupakan mobil berpenggerak roda belakang dengan mesin M berperforma tinggi.
Sedangkan Scion adalah merk yang diproduksi oleh Toyota Motor Corporation untuk pasar Amerika
Utara. Berdiri mulai Maret 2002, tujuan dari berdirinya Scion adalah untuk menarik
perhatian konsumen golongan Y (Millenial
Generation). Model pertama Scion adalah
Scion xA hatchback dan
Scion xB wagon, diperkenalkan
di California tahun 2003. Kemudian
diluncurkan juga Scion tC, sebuah
mobil sport-coupe tahun
2004 di AS.
Dari sejarah diatas kita dapat menyimpulkan
bahwa Toyota membagi basis unit produksinya
dari kelas biasa samapai kelas
mobil mewah yang dimana system manajemennya dibagi per unit bisnis sehingga bisa disebut
pusat laba karena para manager unit bisnis bertanggung jawab terhadap unit bisnisnya pada regional masing-masing dimana kita dapat
keuntungan seperti murah dalam hal
produksi, murah dalam mencari bahan
baku produksi dan mempermudah dalam hal pemasaran.
Akan tetapi dibalik semua keuntungan itu masih ada
kekurangannya yaitu tidak semua perangkat
mobil diproduksi di setiap unit produksi sehingga masih harus mendatangkan dari Negara lain seperti halnya perusahaan Toyota yang berbasis di Indonesia dimana masih belum bisa
membuat mesin Toyota di
Negara Indonesia sehingga masih
harus import dari jepang atau Thailand.
KESIMPULAN
Pusat laba adalah suatu unit organisasi yang didalamnya pendapatan dan
beban diukur secara moneter. Dalam menetapkan suatu pusat laba, suatu
perusahaan mendelegasikan kewenangannya dalam pengambilan keputusan ketingkat
yang lebih rendah yang memiliki informasi yang relevan dalam membuat trade-off pengeluaran/
pendapatan.
Mengukur laba dalam suatu pusat laba melibatkan penilaian berkaitan dengan
bagaimana pendapatan dan pengeluaran diukur, kuncinya adalah memasukan beban
dan pendapatan dalam laporan manajer pusat laba yang dipengaruhi oleh tindakan
manajer tersebut.
No comments:
Post a Comment