Tuesday, 25 November 2014

Mengelola karyawan


 



Sumber Daya Manusia merupakan factor penting dalam pelaksaan kegiatan usaha suatu entitas. Tanpa SDM, kegiatan operasional Perusahaan tentunya tidak akan berjalan. Namun, bukan berarti tidak ada masalah dalam pemanfaatan SDM untuk mengoperasikan usaha. Jumlah SDM yang tidak sedikit dengan latar belakang situasi yang berbeda, akan menimbulkan banyak masalah dari SDM yang berdampak (secara langsung maupun tidak langsung)pada bisnis Perusahaan.



Keberhasilan suatu entitas tidak lipas dari SDM yang diberdayakan. Secara umum, jumlah SDM terbanyak dalam entitas adalah buruh/karyawan pelaksana dan staf manajemen. Dalam ruang kali ini, saya akan brbagi mengenai cara mengelola karyawan dengan baik.


1.    Tetapkan “standard of performance”
Teknik pertama adalah menetapkan “standard of performance”. Ini adalah standard minimum dimana seseorang dituntut harus mencapainya. Standard of performance, minimum harus memuat penetapan untuk parameter-parameter  penyelesaian proyek, tingkat produksi, tingkat penjualan, biaya, atau tingkat kualitas.
Jika manajemen tidak menetapkan parameter-parameter seperti di atas, sama saja dengan memberi kebebasan pada karyawan/staff dan seakan-akan memberi gambaran bahwa tanggung jawabnya hanyalah masuk kerja.

2.    Tetapkan target individual
Teknik kedua berhubungan dengan “standard of performance” , yaitu menetapkan target untuk masing-masing karyawan / staff. Target ini disetujui bersama untuk parameter-parameter yang sama ataupun penjabaran lebih jauh dari parameter yang telah ditetapkan sebagai standard of performance di atas. Target-target ini ditetapkan berdasarkan kompetensi aktual atau kompetensi yang diharapkan dari seorang karyawan.
Sebagai contoh, seorang sales trainee tidaklah diharapkan untuk menghasilkan tingkat penjualan seperti seorang sales senior. Akan tetapi bagaimanapun juga mereka diharapkan untuk menjual. Bila mereka tidak bisa melakukannya, maka mereka harus mempertimbangkan profesi yang lain.

3.    Lakukan hubungan timbal balik
Teknik ketiga adalah memberi feedback dan coaching untuk meningkatkan performance. Feedback haruslah dilakukan segera, saat standard yang sudah ditetapkan dilanggar ataupun target tidak tercapai. Feedback tersebut harus spesifik dan disampaikan dengan jelas ke penerima feedback.
Coaching dilakukan antara lain dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan, menggunakan data independent dan mengutarakan kelemahan/kekurangan karyawan dengan jelas. Karyawan dapat juga diminta untuk secara jujur menilai performance diri mereka sendiri dan membandingkannya dengan tingkat performance yang ingin mereka capai. Selain itu, coaching juga harus menghasilkan komitmen dari karyawan/ staff anda mengenai hal apa yang mereka siap untuk berubah, support apa yang mereka butuhkan untuk melakukan perubahan tersebut, dan jangka waktu untuk melakukan perubahan dimaksud.

4.    Pemimpin yang  insistent
Selanjutnya attitude dari pemimpin yaitu bersifat insistent, berarti si pemimpin harus menuntut sebuah standard of performance yang minimal. Dengan menuntut sebuah standard minimal, batas antara yang dapat diterima dangan yang tidak dapat diterima menjadi jelas. Jika sang pemimpin bersifat insistent, maka para karyawan / staff akan mengatur sendiri perilakunya. Standard yang dituntut harus meliputi juga indikator performance bisnis, bukan hanya misalnya tingkat keamanan atau keselamatan saja.

5.    Pemimpin yang  persistent
Pemimpin juga harus bersifat persistent (memperhatikan perilaku karyawan dalam pencapaian targetnya). Jika pemimpin hanya menuntut pemenuhan standard bila sesuatu berjalan salah, atau karena sesuatu hal saat itu mereka sedang menjadi perhatian, maka karyawan akan menyadari bahwa sebenarnya tidak ada standard of performance. Mereka tidak akan mengatur perilaku mereka melebihi kepercayaan mereka sendiri tentang apa yang benar dan yang salah.

6.    Pemimpin yang consistent
Pemimpin juga harus consistent. Biarpun yang tidak mencapai target adalah mereka yang selama ini mempunyai performance yang baik, sang pemimpin tetaplah harus memberikan perlakuan yang sama. Di lain pihak jika ada karyawan yang selama ini performancenya buruk, telah melakukan perubahan dan berjuang memenuhi target dan memastikan tidak ada standard yang dilanggar, hal ini bukanlah alasan untuk melakukan “wild celebration” atau sebaliknya ketidakpedulian. Saat itulah waktunya untuk memberikan penghargaan yang sama yang selayaknya diberikan sang pemimpin bila ada karyawan yang menunjukkan perilaku seperti itu.

Memanage karyawan bukanlah hal mudah, karena mereka terdiri atas banyak karakter yang berbeda satu sama lain. Tekniknya bukan hanya berkaitan dengan perilaku mereka, tetapi juga berhubungan dengan perilaku sang pemimpin.

Memimpin orang untuk memberikan performance yang akan membuat sebuah entitas mencapai tujuannya, membutuhkan attitude yang benar dari seorang pemimpin. Dalam memanage performance dari karyawan/ staffnya, pemimpin tersebut haruslah bersifat insistent, persistent dan juga consistent.Pemimpin harus memberikan target yang tepat, yang akan membuat karyawan memberikan yang terbaik, dan kemudian memberikan feedback dan coaching apabila target tersebut tidak tercapai atau standard telah dilanggar.  

Jika pemimpin berhasil memange karyawannya, maka peluang keberhasilan usahanya juga akan semakin besar. Karena dalam membangun keberhasilan usaha, SDM adalah factor terpenting yang perlu diajak  bekerjasama.

Mengelola karyawan = Mempermudah keberhasilan usaha


Sumber: http://www.infopeluangusaha.com/mod.php?mod=publisher&op=viewarticle&cid=1&artid=31

Anisa Intan Damayanti
1EB 27 / 21214286


No comments:

Post a Comment