Sumber
Daya Manusia merupakan factor penting dalam pelaksaan kegiatan usaha suatu
entitas. Tanpa SDM, kegiatan operasional Perusahaan tentunya tidak akan
berjalan. Namun, bukan berarti tidak ada masalah dalam pemanfaatan SDM untuk
mengoperasikan usaha. Jumlah SDM yang tidak sedikit dengan latar belakang
situasi yang berbeda, akan menimbulkan banyak masalah dari SDM yang berdampak (secara
langsung maupun tidak langsung)pada bisnis Perusahaan.
Keberhasilan
suatu entitas tidak lipas dari SDM yang diberdayakan. Secara umum, jumlah SDM
terbanyak dalam entitas adalah buruh/karyawan pelaksana dan staf manajemen. Dalam
ruang kali ini, saya akan brbagi mengenai cara mengelola karyawan dengan baik.
1.
Tetapkan
“standard of performance”
Teknik
pertama adalah menetapkan “standard of performance”. Ini adalah standard
minimum dimana seseorang dituntut harus mencapainya. Standard of performance,
minimum harus memuat penetapan untuk parameter-parameter penyelesaian proyek, tingkat produksi, tingkat
penjualan, biaya, atau tingkat kualitas.
Jika
manajemen tidak menetapkan parameter-parameter seperti di atas, sama saja
dengan memberi kebebasan pada karyawan/staff dan seakan-akan memberi gambaran
bahwa tanggung jawabnya hanyalah masuk kerja.
2.
Tetapkan
target individual
Teknik
kedua berhubungan dengan “standard of performance” , yaitu menetapkan target
untuk masing-masing karyawan / staff. Target ini disetujui bersama untuk
parameter-parameter yang sama ataupun penjabaran lebih jauh dari parameter yang
telah ditetapkan sebagai standard of performance di atas. Target-target ini
ditetapkan berdasarkan kompetensi aktual atau kompetensi yang diharapkan dari
seorang karyawan.
Sebagai
contoh, seorang sales trainee tidaklah diharapkan untuk menghasilkan tingkat
penjualan seperti seorang sales senior. Akan tetapi bagaimanapun juga mereka
diharapkan untuk menjual. Bila mereka tidak bisa melakukannya, maka mereka
harus mempertimbangkan profesi yang lain.
3.
Lakukan
hubungan timbal balik
Teknik
ketiga adalah memberi feedback dan coaching untuk meningkatkan performance.
Feedback haruslah dilakukan segera, saat standard yang sudah ditetapkan
dilanggar ataupun target tidak tercapai. Feedback tersebut harus spesifik dan disampaikan
dengan jelas ke penerima feedback.
Coaching
dilakukan antara lain dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan, menggunakan data
independent dan mengutarakan kelemahan/kekurangan karyawan dengan jelas.
Karyawan dapat juga diminta untuk secara jujur menilai performance diri mereka
sendiri dan membandingkannya dengan tingkat performance yang ingin mereka
capai. Selain itu, coaching juga harus menghasilkan komitmen dari karyawan/
staff anda mengenai hal apa yang mereka siap untuk berubah, support apa yang
mereka butuhkan untuk melakukan perubahan tersebut, dan jangka waktu untuk
melakukan perubahan dimaksud.
4.
Pemimpin
yang insistent
Selanjutnya
attitude dari pemimpin yaitu bersifat insistent, berarti si pemimpin harus
menuntut sebuah standard of performance yang minimal. Dengan menuntut sebuah
standard minimal, batas antara yang dapat diterima dangan yang tidak dapat
diterima menjadi jelas. Jika sang pemimpin bersifat insistent, maka para
karyawan / staff akan mengatur sendiri perilakunya. Standard yang dituntut
harus meliputi juga indikator performance bisnis, bukan hanya misalnya tingkat
keamanan atau keselamatan saja.
5.
Pemimpin
yang persistent
Pemimpin
juga harus bersifat persistent (memperhatikan perilaku karyawan dalam
pencapaian targetnya). Jika pemimpin hanya menuntut pemenuhan standard bila
sesuatu berjalan salah, atau karena sesuatu hal saat itu mereka sedang menjadi
perhatian, maka karyawan akan menyadari bahwa sebenarnya tidak ada standard of
performance. Mereka tidak akan mengatur perilaku mereka melebihi kepercayaan
mereka sendiri tentang apa yang benar dan yang salah.
6.
Pemimpin
yang consistent
Pemimpin
juga harus consistent. Biarpun yang tidak mencapai target adalah mereka yang
selama ini mempunyai performance yang baik, sang pemimpin tetaplah harus
memberikan perlakuan yang sama. Di lain pihak jika ada karyawan yang selama ini
performancenya buruk, telah melakukan perubahan dan berjuang memenuhi target
dan memastikan tidak ada standard yang dilanggar, hal ini bukanlah alasan untuk
melakukan “wild celebration” atau sebaliknya ketidakpedulian. Saat itulah
waktunya untuk memberikan penghargaan yang sama yang selayaknya diberikan sang
pemimpin bila ada karyawan yang menunjukkan perilaku seperti itu.
Memanage
karyawan bukanlah hal mudah, karena mereka terdiri atas banyak karakter yang
berbeda satu sama lain. Tekniknya bukan hanya berkaitan dengan perilaku mereka,
tetapi juga berhubungan dengan perilaku sang pemimpin.
Memimpin
orang untuk memberikan performance yang akan membuat sebuah entitas mencapai
tujuannya, membutuhkan attitude yang benar dari seorang pemimpin. Dalam
memanage performance dari karyawan/ staffnya, pemimpin tersebut haruslah
bersifat insistent, persistent dan juga consistent.Pemimpin harus memberikan
target yang tepat, yang akan membuat karyawan memberikan yang terbaik, dan
kemudian memberikan feedback dan coaching apabila target tersebut tidak
tercapai atau standard telah dilanggar.
Jika
pemimpin berhasil memange karyawannya, maka peluang keberhasilan usahanya juga
akan semakin besar. Karena dalam membangun keberhasilan usaha, SDM adalah factor
terpenting yang perlu diajak bekerjasama.
Mengelola karyawan = Mempermudah keberhasilan usaha |
Sumber: http://www.infopeluangusaha.com/mod.php?mod=publisher&op=viewarticle&cid=1&artid=31
Anisa
Intan Damayanti
1EB 27 /
21214286
No comments:
Post a Comment