Monday, 17 November 2014

PERSIAPAN WIRAUSAHA UMKM MENGHADAPI MEA 2015 DENGAN REVOLUSI MENTAL





Tahun 2015 akan mengukir sejarah baru Indonesia, khususnya dibidang ekonomi. ASEAN telah membentuk pasar bebas dengan istilah ASEAN Economic Community (AEC) atau lebih dikenal dengan Masyarakat  Ekonomi ASEAN (MEA) 2015. Dalam MEA 2015 yang diperdagangkan bukan hanya barang, tetapi juga jasa, investasi dan modal. Disinilah Sumber Daya Manusia Indonesia akan diuji, apakah siap berkompetisi atau tidak?


Sektor yang diharapkan dapat maju untuk bersaing adalah UMKM. UMKM biasa disebut bisnis kecil adalah usaha yang peredaran usahanya kurang dari 4,8 M dalam satu tahun (menurut PP 46 Tahun 2013). Umumnya usaha kecil dimiliki oleh perorangan atau sekelompok orang saja. Jenis usahanya beragam, tetapi mayoritas belum menerapkan sistem manajemen usaha yang baik.

UMKM sangat berperan dalam mengurangi tingkat pengangguran yang ada di Indonesia, sehingga berkontribusi besar pada pendapatan daerah dan pendapatan nasional. UMKM juga memanfaatkan SDA yang potensial di wilayahnya yang belum dapat diolah atau belum sempat dilirik oleh pemerintah. Kemajuan UMKM terbentuk dari jiwa entrepreneur yang tangguh. Saat ini rasio enterpreneur masih berkisar 1,4% saja, dan diharapkan pada akhir tahun 2014 bisa tumbuh  hingga 2%. 
Dalam ruang ini, saya akan sedikit mengulas revolusi mental sebagai strategi untuk wirausahawan UMKM dalam menghadapi MEA 2015.

Tentunya kita semua tahu tentang gagasan “revolusi mental” dari Bapak Ir. Joko Widodo yang mulai gencar direalisasikan saat ini. Gagasan ini mengandung harapan yang sangat besar terhadap kemajuan Negara Indonesia untuk mampu bersaing di kancah internasional, dalam jangka dekat ini adalah MEA 2015. Revolusi mental ditekankan untuk mengubah pola pikir dan upaya masyarakat sehingga memiliki semangat untuk maju bersaing, menegakkan martabat dan harga diri bangsa dengan bersih dan jujur. Fokus pembentukan dalam revolusi mental adalah pembentukan sikap, karakter dan pengetahuan.



Menurut saya, para generasi muda adalah objek paling berperan dalam gagasan ini khususnya para wirausahawan muda. Wirausahawan muda adalah item penting pengembangan UMKM di Indonesia. Mereka adalah pelaku utama dalam mengoperasionalkan, mengembangkan dan memelihara kelangsungan hidup bisnisnya. Wirausahawan sudah memiliki keterampilan atas bidang usahanya, mereka harus dididik dengan ilmu menajemen usaha yang baik juga. Dengan demikian, usaha yang dijalankan akan berkembang terus dan mampu bersaing sampai ke luar negeri.


Jika ilmu kewirausahaan ditambah dengan revolusi mental ala “Jokowi”  dikembangkan lebih dalam kepada generasi muda, bukan tidak mungkin Indonesia akan lebih cepat lagi mencetak angka enterpreneur di tahun-tahun ke depan. Generasi muda  akan siap menghadapi MEA 2015, karena awalnya sudah punya tekat keberanian, kemudian didampingi ilmu keterampilan tinggi pula. Sehingga mereka lebih siap menciptakan karya-karya inovasi baru dalam segala bidang yang dibutuhkan dalam pasar MEA 2015.


Dengan keterampilan kompetensi tinggi dan revolusi mental, posisi para wirausahawan menjadi lebih siap. Tetapi pemerintah juga harus mendukung dan mengapresiasi sektor usaha kecil sendiri. Buatlah kebijakan yang bertujuan memperkuat usaha kecil di Indonesia. Pemerintah juga berperan penting dalam permodalan usaha kecil.


Pembenahan usaha kecil mengahdapi MEA 2015 harus dimulai dari diri enterpreneur, didampingi revolusi mental dan  didukung kebutuhan pengembangannya dari pemerintah. Jika semua saling mendukung satu sama lain, UMKM Indonesia akan kuat untuk bersaing dengan Negara lain.

No comments:

Post a Comment